Ruas Jalinbar Gunung Alip Kembali Tergenang
GUNUNGALIP — Ruas Jalan lintas Barat (Jalinbar) Pekon Sukaraja Kecamatan Gunung Alip berikut 17 rumah dan area Pesawahan warga kembali terendam Minggu sore (1/4). Akibat genangang air di jalinbar Sukaraja setinggi hampir lutut orang dewasa tersebut menyebabkan tersedatnya arus kendaraan baik dari arah Pringsewu Kekotaagung maupun sebaliknya, motor yang nekat melintaspun banyak yang mengelami mati mesin sehingga terpaksa didorong oleh warga sekitar. Warga dibantu TNI dari Koramil Talangpadang dan Satlantas Polres Tanggamus dari ba’da Ashar hingga ba\'da Magrib masih terlihat dilokasi membantu kelancaran arus lalulintas. Kusyanto (55) salah satu warga Pekon Sukaraja yang ditemui dilokasi mengatakan, bahwa air disiring sudah mulai naik sekitar abis Ashar atau pukul 15.30 WIB hal ini terjadi lantaran derasnya hujan yang mengguyur kawasan itu, termasuk adanya air kiriman dari daerah Banjar Manis. “Saya sempat duduk duduk depan bengkel, saat itu air disiring masih setengah, lalu saya masuk kedalam rumah, tidak sampai lima menit saya keluar, air sudah menggenangi jalan,” katanya. Diakuinya, jika untuk tahun ini, sudah empat kali banjir serupa terjadi, namun kali ini adalah yang terparah.”Sudah empat kali ini, bahkan ada salah satu rumah yang terendam hingga sepinggang orang dewasa,” ujar Kusyanto. Menurut Kusyanto, penyebab air tumpah sehingga menggenangi jalan dan pemukiman warga disebabkan oleh tidak lancarnya air disaluran pembuangan.”Arus air tidak langsung tetapi menabrak dulu baru dibelokan, belum lagi kecilnya ukuran gorong-gorong, jadi ya, setiap air deras datang maka akan tumpah kejalan,” kata dia. Sementara itu, Kepala Pekon Sukaraja Raidalina mengatakan bahwa air yang menggenang diwilayahnya merupakan air kiriman dari wilayah Gisting dan dari gunung. Kemudian untuk penyebabnya sendiri menurut dia,karena tidak berfungsinya drainase dengan baik dan gorong-gorong terlalu kecil. “Banjir disini sudah empat kali sepanjang tahun ini, hal ini terjadi karena drainase yang tidak berfungsi dengan baik akibat menumpuknya sampah, dan sampah itu bukan dari warga saya, melainkan kiriman dari daerah lain yang terbawa. Belum lagi sempitnya gorong-gorong, jadi kalau hujan deras ya pasti kebanjiran,” katanya. Dilanjutkan Raidalina, bahwa akibat luapan air tersebut, sedikitnya 1 rumah di Dusun III pekon setempat tergenang, termasuk dapur kediamannya yang juga ikut terendam.” Ketinggian air sekitar satu meter, air juga merendam sawah warga, kalau tergenang sore sehabis Ashar, biasanya jam 8 atau 9 malam air baru surut,” kata dia. Masih kata kepala pekon, bahwa akibat dari genangan air ini, warganya sering terserang penyakit.”Ya , kalau sehabis banjir seperti sekarang ini, positif ada warga yang sakit, seperti demam, gatal-gatal dan kecapaian akibat bersih-bersih lumpur,” Raidalina. Dampak sering meluapnya air dari siring lanjut Raidalina juga mengakibatkan tiang listrik milik PLN nyaris roboh.”Itu penyangga tiang listrik sudah banyak yang tergerus pondasinya, lihat saja sudah miring begitu, itu kalau lama-lama didiamkan bisa roboh, saya sudah beritahu pihak PLN nya,” ucapnya. Raidalina berharap kepada Pemkab Tanggamus untuk cepat mengambil tindakan, sehingga banjir tidak lagi terjadi. ”Setiap banjir pasti disurvei, banyak yang tanya-tanya dan lakukan pendataan, tapi tak kunjung terealisasi apa yang menjadi usulan, jadi tolonglah kepada pemerintah baik provinsi ataupun kabupaten untuk menyelesaikan permasalahan ini, sebab saya selaku kepala pekon merasa malu apalagi lokasi banjir tepat didepan rumah saya dan sayapun menjadi korban,” pungkas kepala pekon.(ral)
Sumber: