RADARTANGGAMUS.CO.ID - Keberadaan tambang zeolit di Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus, menuai kritik dari masyarakat setempat.
Pasalnya, masyarakat tidak merasakan manfaat dari adanya tambang tersebut.
Tambang tersebut justru dikelola oleh 'orang luar' yang diduga hanya mengeruk dan menghabiskan kekayaan alam di Kabupaten Tanggamus.
Selain itu, keberadaan tambang juga dinilai dapat merusak ekosistem lingkungan kedepannya.
Salah satu warga setempat yang enggan namanya dipublikasikan mengungkapkan bahwa selama ini tidak ada program CSR atau bantuan sosial dari perusahaan tambang tersebut ke masyarakat.
Anehnya lagi, pekerja tambang itu kebanyakan bukan warga setempat melainkan 'orang dari luar'.
"Kami sangat menolak adanya tambang ini, karena tidak ada manfaatnya sekali bagi masyarakat sekitar. Yang ada kekayaan alam di tempat kami habis dikeruk dan dinikmati orang luar," tegasnya.
Selain itu, pengerukan yang terus dilakukan bisa merusak ekosistem lingkungan karena akan meluas dan tentunya akan berdampak buruk ke masyarakat.
"Pastinya tambang ini bakal tambah meluas dan tentunya ekosistem lingkungan bakal rusak," ucapnya.
Untuk itu, ia berharap agar adanya tambang ini dapat ditinjau oleh pemerintah, karena tidak menguntungkan bagi masyarakat sekitar.
"Nggak ada untungnya, pemerintah juga harus tegas, jangan biarkan kekayaan alam kita dikuasai dan dinikmati oleh orang-orang luar Kabupaten Tanggamus," tegasnya.
Diketahui, tambang yang ada di Cukuh Balak itu adalah tambang zeolit.
Keberadaan tambang itu sudah ada sejak tahun 1994 lalu.
Tambang tersebut adalah milik PT Paragon Perdana Mining.
Humas PT Paragon Perdana Mining Sugiharto membenarkan bahwa hingga saat ini pihak perusahaan tambang belum menyalurkan CSR atau bantuan sosial ke masyarakat sekitar.