Yang pertama kali menemukan gua Matu adalah kakek moyang dari Makmur yang bernama Sawaluddin pada masa penjajahan Inggris.
Setelah melakukan semedi di gua itu Sawaluddin bertemu dengan Tuyuk Dewa Pangeran Hyang yang memimpin langsung 12 Kerajaan Matu serta istrinya Permaisuri Ratu Putri Gudung Sakti dan panglimanya bernama Poyang Panglima Haji Saleh.
Ketika sampai di depan gua anda tidak dapat langsung masuk begitu saja juru kunci akan meminta izin terlebih dahulu kepada makhluk gaib disana.
Jika diizinkan baru diperbolehkan masuk situasi mencekam sangat terasa ketika memasuki goa.
Bau khas dari kotoran kelelawar sangat menyengat belum lagi suasana yang gelap dari dalam gua sehingga menambah kesan mistis sejauh mata memandang tidak terlihat ujung dari gua tersebut.
Anda hanya dibawa memutar dari tempat pertama kemudian masuk gua yang merupakan jendela dan keluar di pintu utama gua itu yang menghadap langsung ke laut lepas.
Di sisi lain anda bisa diperbolehkan masuk dikarenakan alasan keselamatan sebab untuk masyarakat awam hal tersebut akan berbahaya.
Menurut juru kunci, wujud nyata sebenarnya dari makhluk gaib itu biasanya mereka akan menjelma sebagai ular, biawak dan kelelawar.
Ketika mengunjungi tempat itu wisatawan diharapkan bisa menjaga etika dan tata krama serta tidak sembarangan berbicara kotor.
Sebab hal itu dapat menganggu makhluk gaib yang bersemayam disana dan tentu harus selalu berhati-hati agar tidak ada kejadian yang tidak diinginkan.
Terlepas percaya atau tidak semua itu kembali kepada diri anda sendiri, tapi yang pastinya dimanapun kita berada kita harus menjunjung tinggi adat dan budaya sebab semua itu adalah kekayaan alami yang dimiliki rakyat Indonesia. (*)