RADARTANGGAMUS.CO.ID--Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI) Cabang Persiapan Kabupaten Tanggamus menggelar seminar kepemiluan dengan tema Peran Literasi Media Dalam Melawan Berita Hoax dan Politik Sara Demi Pemilu Damai dan Bermartabat Pemilu Tahun 2024.
Seminar yang digelar di Aula STEBI Tanggamus, Jumat 1 Desember 2023 itu menghadirkan sejumlah narasumber mulai dari Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tanggamus, Amhani, Koordinator Divisi SDMO dan Diklat Bawaslu Tanggamus Feri Ariyanto ,Seksi Organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Tanggamus Wanda Sunarya mewakili Ketua PWI Tanggamus M.Irwan dan Kabid Poldagri dan Ormas Kesbangpol Tanggamus, Risnah.
Ketua Bidang Pemberdayaan Umat, HMI Persiapan Kabupaten Tanggamus Ari Sanjaya dalam sambutannya mengatakan bahwa seminar kepemiluan yang digelar HMI Persiapan Kabupaten Tanggamus dalam rangka untuk memberikan edukasi seputar kepemiluan dan juga untuk menangkal isu hoax yang kerap terjadi saat pesta demokrasi.
"Seminar ini terbuka untuk umum pesertanya mahasiswa dan pelajar. Dengan adanya seminar ini, harapannya anak muda, generasi milineal dan Gen Z bisa menjadi agen perubahan, baik untuk lingkungan, diri sendiri bangsa dan negara," kata Ari Sanjaya.
BACA JUGA:Deklarasi Damai, Bawaslu Ajak Semua Pihak Antisipasi Isu Jelang Pemilu 2024
Komisioner KPU Tanggamus, Amhani dalam materinya menyampaikan bahwa isu hoax juga menjadi perhatian dari KPU Tanggamus yang saat ini sedang berupaya meningkatkan partisipasi pemilih di Pemilu 2024.
"Kita ingin meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2024 serta menangkal berita bohong dan politisasi isu sara. Jangan sampai kejadian yang sudah-sudah mengenai hoax ini terulang kembali,"ujar Amhani.
Dilanjutkan Amhani bahwa di era digital seperti saat ini, sudah banyak kabar bohong atau hoax. Untuk itu ia meminta kepada masyarakat khususnya anak muda untuk tidak mudah percaya dengan postingan di media sosial.
"Saya pernah dapat video tentang aksi kekerasan, di video tersebut dinarasikan bahwa kejadian di lingkungan pendidikan, karena saya punya anak yang sedang mondok, tentu khawatir dong, makanya saya langsung hubungi pihak ponpes dan melakukan kroscek kepada teman polisi, ternyata setelah ditelusuri,kejadian itu terjadi di China bukan di Indonesia,"ujar Amhani.
Wanda Sunarya, dari PWI Tanggamus menyampaikan bahwa, isu hoax memang semakin masif di era digital seperti saat ini. Untuk itu, ia meminta masyarakat tidak langsung mudah percaya atau terpancing dengan isu isu yang belum pasti kebenarannya.
"Pemilu 2019 lalu, Kemenkominfo menemukan ratusan konten hoax, nah di Pemilu 2024 nanti, isu-isu hoax ini pasti muncul kembali, maka itu kita perlu lebih waspada dan selektif dalam memilah dan lebih selektif megenai informasi yang diterima,"ucap Wanda.
PWI sendiri lanjut, Wanda sangat mendukung upaya menangkal berita hoax. Ia juga memastikan bahwa PWI Tanggamus bersikap netral dalam Pemilu 2024.
"Wartawan itu harus netral, tidak memihak dan tidak tendensius. Sekarang kalau melihat medsos kalau ada kejadian atau peristiwa besar paling cepat menyebar. Maka dari itu dipilah dulu, kalau dulu ungkapan mulut mu harimau mu sekarang jari mu harimau mu,"kata Wanda.
Sedangkan, Feri Irianto dari Bawaslu Tanggamus mengatakan bahwa penyebaran berita bohong sudah ada sejak lama, hanya saja sekarang hoaks melalui teknologi yaitu medsos.