KETAPANG, RADARTANGGAMUS.CO.ID - Pantai Onaria Desa Tridharmayoga, Kecamatan Ketapang mendadak dipadati pengunjung dari luar Kecamatan Ketapang, Kamis (03/08/2023).
Sejak pagi, pengunjung mulai memasuki area tempat wisata lokal pantai Onaria Desa Tridharmayoga.
Selain memang bertepatan dengan hari Raya Galungan bagi umat Hindu di Kecamatan Ketapang dan sekitarnya, pada hari itu juga bertepatan dengan dilaksanakan lomba layang-layang oleh pengelola pantai atau Pokdarwis Desa Tridharmayoga dalam rangka menyambut HUT RI ke78 tahun 2023.
Lomba layang -layang yang baru pertama kali digelar Pokdarwis Desa Tridharmayoga itu diikuti sebanyak 40 peserta dari berbagai wilayah di Lamsel dan Lampung Timur (Lamtim).
Seperti, Kecamatan Waypanji, Kecamatan Ketapang dan Kecamatan Pasir sakti, Lampung Timur.
BACA JUGA:6 Manfaat Jus Tomat Untuk Kesehatan
Ketua Pokdarwis Desa Tridharmayoga Komang Argata mengatakan, lomba layang layang di pantai Onaria baru pertama kali dilaksanakan untuk melestarikan seni dan permainan tradisional yang sudah mulai menghilang.
Dia juga mengatakan, para peserta yang mengikuti lomba layang layang ini sebanyak 40 peserta dari berbagai wilayah seperti Kecamatan Waypanji, Kecamatan Pasirsakti, Lampung Timur dan Kecamatan Ketapang.
Para peserta yang mengikuti lomba di kenakan biaya pendaftaran sebesar Rp 50 ribu untuk kategori dewasa dan Rp20 ribu untuk kategori anak -anak. Para peserta yang berhasil juara akan mendapatkan hadiah ratusan ribu rupiah.
"Puluhan layang-layang dari berbagai jenis dan ukuran ditampilkan untuk menjadi juara terbaik. Dalam perlombaan ada dua kategori yaitu kategori anak-anak dan dewasa.
Pijit syukur acara disambut baik oleh peserta dan masyarakat. Para pengunjung dari berbagai wilayah dari luar Kecamatan Ketapang juga memadati area tempat wisata pantai Onaria, Desa Tridharmayoga,"tutur Komang Argata.
Komang menambahkan, para peserta yang mengikuti lomba harus mengikuti aturan yang berlaku yang ditentukan panitia. Yakni, layang layang di terbangkan dengan durasi waktu sekitar 15 menit. "Layang-layang yang di terbangkan tidak boleh jatuh. Salah satu penilaian lomba adalah kekompakan anggota tim dalam menerbangkan layang-layang, keserasian dan keindahan bentuk layang-layang,"terangnya.
"Momen ini dimanfaatkan para pencinta layang-layang untuk menyalurkan hobinya sekaligus beradu kreativitas. Ini juga sekaligus melestarikan permainan tradisional layang-layang," ujarnya.
Putu Leo Pradika, salah satu peserta dari Pasirsakti, Lampung Timur mengaku membawa empat buah layang-layang untuk di ikut sertakan dalam lomba layang-layang yang di gelar Pokdarwis Desa Tridharmayoga.
"Tim kami membawa empat buah layang-layang untuk ikut lomba. Empat jenis itu adalah jenis Bebean, Kuwir dan Sebuk. Jenis Bebean proses pembuatannya memakan waktu sekitar setengah bulan lamanya. Sedangkan biayanya sekitar Rp1,5 juta,"kata Leo. (*)