Kerja “Keroyokan” Untuk Tekan Stunting

Kerja “Keroyokan” Untuk Tekan Stunting

GISTING—Penurunan angka Stunting (pengkerdilan) dibutuhkan kerjasama semua pihak, tidak hanya petugas kesehatan, tenaga pendidik disekolah dan kader PKK pun sangat berperan untuk membantu pemerintah menekan angka stunting. Hal tersebut diungkapkan Wakil Bupati Tanggamus Hi.A.M.Syafii kepada wartawan usai membuka Bimbingan Teknis Pendidikan Keluarga pada 100 hari kehidupan yang digelar di GSG Pekon Gisting Bawah Kecamatan Gisting, Selasa (29/10). Menurut wabup, stunting adalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya gizi dalam rangka waktu yang lama. “Penyakit stunting memiliki dampak yang sangat buruk yaitu selain bentuk tubuh anak yang pendek, perkembangan otak anak stunting menurun sebanyak 30% dari anak yang normal,” ujarnya. Dilanjutkan wabup, bahwa guru dan kader PKK dipekon lebih intens bertemu dengan komunitas dan guru juga diharapkan lebih melek dalam persoalan stunting sehingga bisa menginformasikan kepada masyarakat. ”Sasaran dari sosialisasi pencegahan stunting ini adalah seluruh masyarakat, mengapa kita pilih guru dan kader PKK dipekon dalam bimtek ini, karena mereka ini bersentuhan langsung dengan masyarakat dan urusan stunting ini merupakan kerja keroyokan, semua yang memungkinkan untuk memperluas informasi mengenai hal ini maka kita undang,” ujar Syafii. Dilanjutkan wabup, bahwa persoalan stunting ini sudah dicanangkan ditingkat pusat, dan pemkab Tanggamus sudah berkomitment untuk menurunkan stunting melalui intervensi yang dilakukan oleh organisasi perangkat daerah (OPD). “Targetnya setiap tahun prevalensi stunting di Tanggamus menurun, maka dari itu dilakukan secara “keroyokan”. Pemerintah sangat serius dalam penurunan stunting ini, Gubernur Lampung sudah mengeluaran edaran dan itu ditindaklanjuti oleh pemkab dengan membuat edaran ke OPD agar mendukung dan membrikan ruang bagi kegiatan yang bertujuan untuk menurunkan angka stunting,” sebut Syafii. Syafii juga mengatakan bahwa pemerintah pekon bisa membantu menekan angka stunting, yakni dengan memanfaatkan dana desa. “ Dana desa bisa saja mengenai penganggarannya kan itu prosedural, yang penting bisa dipertangungjawabkan, sekarang tinggal bagaimana penterjemaahannya bisa dengan kegiatan ataupun intervensi stunting melalui pemberian makan tambahan yang bergizi,” katanya. Sementara Sekertaris Dinas Pendidikan (Disdik) Tanggamus Lauyustis, mengatakan, bahwa kegiatan yang bertema Sosialisasi pendidikan keluarga pada 1000 hari pertama kehidupan dalam rangka penurunan angka stunting di Kabupaten Tanggamus Tahun 2019. “Kita targetkan kedepan untuk menurunkan prevalansi stunting di Tanggamus karena dari 1.000 desa lokus stunting pada 60 Kabupaten se- Indonesia Kabupaten Tanggamus adalah salah satu lokusnya, ada 10 lokus stunting di Tanggamus yang tersebar di 10 Pekon,” ujar Lauyustis mewakili Kepala Disdik Tanggamus Aswien Dasmi. Adapun peserta diikuti oleh seluruh TP PKK Kecamatan se Kabupaten Tanggamus ,TP PKK Kabupaten Pokja II,Ibu Kepala Pekon, Pengelola Paud/Kepala TK, yang masuk dalam 10 Lokus Stunting Di Kabupaten Tanggamus sebanyak 200 orang. Turut hadir dalam kegiatan, Yohana Rumanda.,M.Pd Kasi Kemitraan masyarakat DIT BIN DIKEL Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Asisten Bidang Ekobang Setdakab Tanggamus FB.Karjiyono,Sekertaris Dinas Kominfo Darius Putrawan, Camat Gisting Purwanti, SPLP dan Guru PAUD se-Kabupaten Tanggamus.(ral)

Sumber: