Cegah DBD, Masyarakat Diminta Gotong-royong Bersihkan Lingkungan

Cegah DBD, Masyarakat Diminta Gotong-royong Bersihkan Lingkungan

WONOSOBO - UPTD Puskesmas Siring Betik Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus mencatat ada 3 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada periode Januari-Februari 2022. Kepala UPTD Puskesmas Siring Betik Ailawati, S.ST, M.Kes mengatakan, tiga kasus DBD di wilayah kerja UPTD Puskesmas Siring Betik tersebut masih bisa ditangani dan tidak sampai menimbulkan korban jiwa. \"Karena pasien DBD ini terpantau sejak awal, jadi bisa segera dilakukan penanganan dan alhamdulillah seluruh pasien bisa sembuh,\" terangnya. Menurutnya, gejala khasnya terkena DBD itu biasanya jika terjadi demamnya tinggi kemudian dikasih obat, namun panasnya tidak akan turun, meskipun panasnya turun hanya sedikit, tidak sampai normal. \"Perbandinganya dengan demam biasa adalah, jika demam biasa, kemudian dikasih obat maka akan cepat mengalami keringetan dan panasnya cepat turun, bahkan bisa normal,\" kata Ailawati. Ia menjelaskan, kasus DBD biasanya meningkat pada musim pancaroba. Sedangkan di musim kemarau, kasus DBD malah cenderung menurun. Meski demikian, Ailawati mengaku, sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah kasus DBD. Terutama melakukan langkah 3M Plus yakni Menguras, Menutup dan Mengubur serta Menghindari gigitan dan perkembangan biakan nyamuk. Selain itu, UPTD Puskesmas Siringbetik juga sudah membentuk satu rumah satu Jumantik (Juru Pemantau Jentik). Jumantik tersebut tugasnya setiap satu Minggu sekali memeriksa tempat penampungan air yang ada dirumahnya masing-masing. Kemudian untuk Kader Jumantiknya akan memantau pelaporan dari rumah ke rumah tersebut. \"Penampungan air itu tidak hanya gentong, tetapi dirumah kita juga kan punya Dispenser. Nah, penampungan air Dispenser itu juga bisa jadi biangnya. Karena kita sudah pantau tempat penampungan air Dispenser dan ternyata malah jadi tempat jentik nyamuk,\" ujarnya. Tidak hanya itu, untuk mencegah serta meminimalisir kasus DBD, UPTD Puskesmas Siring Betik juga sudah woro-woro ke pekon-pekon menggunakan ambulans bersama kader serta kepala pekon yang ada di wilayah setempat untuk mengingatkan kepada masyarakat agar tetap bergotong-royong membersihkan areal lingkunganya agar terhindar dari nyamuk DBD. Karena jika hanya dilakukan dengan cara fogging atau pengasapan saja itu kurang efektif, karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Sedangkan untuk membunuh atau menghindari jentik nyamuk harus dilakukan dengan cara bergotong-royong membersihkan lingkungan. \"Kita juga mengingatkan kepada masyarakat untuk melakukan gotong-royong. Gotong-royong itu bukan hanya sebatas membersihkan badan jalan atau menebang pohon saja, tetapi juga membersihkan lingkungan rumah masing-masing. Contohnya jika ada barang-barang seperti tutup ember, batok kelapa atau botol botol plastik yang bisa memicu atau menjadi tempat genangan air harus di singkirkan supaya tidak menjadi tempat untuk jentik nyamuk,\" ungkapnya. \"Yang jelas kita tidak henti-hentinya dan semaksimal mungkin berusaha untuk mencegah kasus DBD,\" tambahnya. (uji)

Sumber: