Warga Bangun Tanggul Darurat dari Tumpukan Karung
BANDARNEGERISEMUONG - Trauma mendalam pasca banjir bandang masih dirasakan masyarakat Pekon Banding, Kecamatan Bandar Negeri Semuong (BNS). Pasalnya, selain menyebabkan tanggul jebol, ratusan rumah warga di pekon setempat terendam banjir akibat meluapnya sungai Way Semuong. Untuk mengantisipasi kembali meluapnya sungai Way Semuong ke pemukiman, warga Pekon Banding secara swadaya membangun tanggul darurat dari tumpukan karung berisi tanah dan pasir. \"Kami trauma. Makanya kami buat tanggul darurat, untuk mencegah kembali meluapnya sungai Way Semuong ke pemukiman kami, \" katanya, kemarin (8/4). Menurutnya, pasca banjir bandang itu warga langsung meminta kepada aparat pekon untuk segera mengajukan bantuan karung ke Pemkab Tanggamus. Bantuan karung itu dimaksudkan untuk membuat tanggul darurat. \"Alhamdulillah bantuan karung yang diajukan itu langsung direalisasikan oleh Pemkab. Kemudian kami langsung bergotong-royong membangun tanggul darurat dari tumpukan karung berisi tanah dan pasir, \" kata Dani, salah seorang warga setempat, kemarin. Sementara itu, Kepala Pekon Banding Abu Sofyan mengatakan, sedikitnya ada 1.000 karung berisi tanah dan pasir yang dijadikan tanggul darurat.\"1.000 karung pasir itu bantuan dari Pemkab,\" katanya. Menurutnya, tanggul darurat ini hanya bersifat sementara. Oleh karena itu, pihaknya berharap Pemkab Tanggamus maupun Pemprov Lampung segera membuatkantanggul permanen serta menormalisasi aliran sungai Way Semuong. Mengingat kondisi sungai yang sudah dangkal serta tidak adanya tanggul membuat warga trauma, sebab sewaktu-waktu banjir bandang bisa kembali terjadi. \"Ya, kami berharap sungai ini segera di normalisasi dan tanggul sungainya dibangun secara permanen. Karena tanggul yang kami buat ini bersifat sementara,\" tukasnya. Diketahui, sebelumnya banjir bandang menerjang Pekon Banding, Kecamatan Bandar Negeri Semuong. Selain merendam ratusan rumah warga, banjir akibat luapan sungai Way Semuong itu juga mengakibatkan satu bagian belakang rumah warga hanyut tersapu banjir, serta 15 rumah lainnya akan mengalami hal yang sama. Banjir tersebut terjadi selain karena kondisi sungai yang sudah dangkal, juga akibat tidak adanya tanggul di sisi sungai Way Semuong. Kondisi itu membuat debit air di Sungai Way Semuong cepat meningkat dan meluap ke pemukiman penduduk. Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Tanggamus, Ir Zainal Abidin,M.T mengaku normalisasi Way Semuong adalah tindakan tepat mencegah banjir yang selama ini kerap merendam puluhan rumah di tiga kecamatan. Terlebih saat ini kondisi sungai itu sudah mengalami pendangkalan ditambah banyak tanggul sungai terkikis. Menurut Zainal, normalisasi sungai merupakan satu-satunya cara, agar Way Batang Akhi (Way Banding/Way Semuong) tidak meluap lagi, dan tidak lagi menjadi momok yang menakutkan bagi warga setempat ketika hujan deras mengguyur kecamatan setempat. “Sebenarnya penanganan masalah ini bisa dilakukan, asal titik utama penyebab banjir harus ditangani sebelum musibah besar datang.Selama ini kondisi Way Semuong memang sudah dangkal. Aliran belokan air sudah tidak terarah. Ditambah kondisi tanggul yang tipis dan beronjong penahan banjir yang sebagian besar sudah tidak layak lagi. Satu-satunya cara adalah normalisasi,”katanya. Zainal mengakui, kendati normalisasi sungai adalah satu-satunya cara terbaik, tetapi Pemerintah Kabupaten Tanggamus tak bisa berbuat banyak. Sebab langkah normalisasi sungai adalah wewenang Pemerintah Provinsi Lampung. Kemudian, normalisasi membutuhkan dana yang cukup besar.\"Ya, harus kita koordinasikan dahulu nasalah ini ke Provisi, karena wewenang ada ditangan kita. Meski begitu, upaya dari pemerintah bukan tidak ada, tapi sifatnya hanya tanggap darurat. Meski demikian, Zainal menegaskan, akan tetap mengupayakan normalisasi tersebut. “Untuk jangka panjangnya kami akan usulkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana pusat, dinas pengairan dan dinas teknis terkait lainnya,”ujar Pj bupati. (uji/zep)
Sumber: