Salinitas Air Meningkat, Petani Tak Bisa Siram Padi

Salinitas Air Meningkat, Petani Tak Bisa Siram Padi

Ilustrasi Gambar--

SRAGI, RADARTANGGAMUS.CO.ID – Paparan air laut kini telah masuk saluran irigasi persawahan wilayah Sragi. Akibatnya ratusan hektar tanaman padi terancam mengalami gagal panen akibat kekeringan.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Kuala Sekampung Wanto mengatakan, cadangan air di saluran irigasi primer sejak dua pekan lalu.

“Air laut masuk saluran irigasi karena kemarau, debit air dari hulu sungai semakin sedikit sehingga pada saat air laut pasang masuk ke saluran irigasi,” kata Wanto kepada Radar Lamsel, Rabu (23/8) kemarin.

Wanto mengungkapkan, masuknya air laut disaluran irigasi ini menyebabkan salinitas air meningkat sehingga cadangan air di saluran irigasi kini tak bisa digunakan petani untuk menyiram tanaman padi saat kemarau.

BACA JUGA:Menag Ingin Tujuh Program Prioritas Kemenag RI Dituntaskan

“Sekarang air di saluran irigasi sudah asin. Petani sudah enggak bisa lagi nyedot air dari irigasi untuk menyiram tanaman padi. Satu-satunya jalan untuk medapatkan air hanya menggunakan sumur bor,” ungkap Wanto.

Hal tersebut juga diamini oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tanaman Pangan Hotrikultura dan Perkebunan Kecamatan Sragi, Hartyono. Menurutnya paparan air laut ini hingga saluran irigasi area persawahan Desa Suka Pura.

“Sekarang paparan air asin sudah sampai saluran irigasi Lebung Paku, perbatasan wilayah Palas. Meningkatnya salinitas ini kerap terjadi saat kemarau kerana penurunan debit air irgasi,” sambungnya.

Haryono juga mengungkapkan, saat ini tanaman padi di wilayah Sragi kini telah dilanda kekeringan namun belum berdampak kerusakan. Ia juga menjelaskan, dua desa yang paling rawan terkena dampak kekeringan yaitu Desa Kuala Sekampung dan Desa Sukapura.

“Sekarang tanaman padi memang sudah kekeringan. Jika hingga September belum ada hujan dipastikan tanaman padi bakal mengalami gagal panen,” pungkasnya. (*) 

Sumber: