Bupati : Buat BPJS pas lagi Sakit itu Keliru

Bupati : Buat BPJS pas lagi Sakit itu Keliru

Randi Pratama - Bupati Lampung Selatan, H. Nanang Ermanto, didampingi Kepala UPT PRI Penengahan, Nrs. Samsul Muis, saat berbincang dengan warga yang hendak berobat di puskesmas tersebut.--

PENENGAHAN, RADARTANGGAMUS.CO.ID - Kedatangan Bupati Lampung Selatan, H. Nanang Ermanto, ke tempat pelayanan UPT PRI Penengahan rupanya memberikan dampak positif bagi masyarakat. 

Di sana, Nanang didampingi Camat Penengahan, Jaelani, S.STP.,M.H. dan Kepala UPT PRI Penengahan, Nrs. Samsul Muis. Kedatangan orang nomor satu di Bumi Khagom Mufakat itu bukan cuma untuk melihat-lihat proses pelayanan saja. 

Tetapi dia sempat menggali informasi lewat masyarakat yang hendak berobat. Nanang bahkan sempat mengajak dua warga berbincang dengan hangat. Nanang mengajak bicara dua warga, satu perempuan, dan satu laki-laki, yang kebetulan sedang antre di loket pelayanan. 

Nanang bertanya kedua warga itu mengalami sakit apa. Namun raut wajah Nanang berubah ketika salah satu warga itu bilang kalau tidak memiliki BPJS. "Enggak punya BPJS? Kenapa enggak bikin. Kan, bisa minta tolong sama pemerintah desa," ucap Nanang. 

BACA JUGA:Narkoba Bernilai Miliaran Dimusnahkan

Warga itu mengaku kalau dia tidak tahu caranya. Lantas Nanang memberikan solusi atas pertanyaan warga. Nanang bilang kalau cara membuat kartu BPJS prosedurnya bisa dimulai dari desa. 

Pemerintah desa, lanjut Nanang, akan memberikan surat keterangan tidak mampu (SKTM) kepada warga yang ingin membikin kartu BPJS. "Nanti dibuatkan surat pengantarnya dari desa. Surat keterangan tidak mampu," kata Nanang lagi. 

Tak berhenti sampai di situ, Nanang masih berbincang dengan warga yang hendak berobat. Salah satu calon pasien wanita melapor ke Nanang bahwa dia akan menjalani operasi. Namun si wanita ini bilang kalau dia belum memiliki kartu BPJS. Sekarang baru mau membuat. 

Mendengar curhatan itu, Nanang bilang kalau cara seperti itu keliru. Menurut Politikus PDI Perjuangan ini, masyarakat memiliki kebiasaan sakit dahulu, setelah itu baru ingat dengan BPJS. Nanang menegaskan masyarakat seharusnya memahami, jangan sampai sakit datang baru bertindak kemudian. 

"Pas kita sakit nyalahin pemerintah desa, pemerintah kecamatan, pemerintah daerah. Sedia payung sebelum hujan, diurus (BPJS)," katanya. 

Nanang meminta masyarakat jangan melulu menyalahkan pemerintah. Langkah yang seharusnya dilakukan, kata Nanang, adalah instrospeksi diri. Contohnya seperti kondisi sekarang, giliran kena sakit, masyarakat merasa gupek karena belum memiliki kartu BPJS supaya bisa berobat gratis. 

"Waktu sehat kita lupa, giliran sakit kita gupek, kan. Urusan dari awal buat jaga-jaga, kalau sudah sakit duluan nanti repot," katanya. (*) 

Sumber: