Warga Di Dua Pekon Ini Minta Agar Sungai Dikeruk, Karena Mengancam Pemukiman Warga

Warga Di Dua Pekon Ini Minta Agar Sungai Dikeruk, Karena Mengancam Pemukiman Warga

Warga di dua pekon minta sungai di keruk, karena mengancam pemukiman warga. Foto Zepta Heryadi--

 

RADARTANGGAMUS.CO.ID-- Masyarakat Pekon Kacapura dan Sukaraja, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus, Lampung harapkan Sungai Way Sukaraja yang merupakan perbatasan antara kedua pekon segera dikeruk. 

Pasalnya, sungai tersebut sudah makin dangkal sehingga rawan terjadi banjir dan menyebabkan ratusan rumah serta ribuan petak sawah milik petani terendam air.

Banjir yang selalu merendam Pekon Sukajaya dan Sukaraja selama ini menyebabkan aktivitas warga, terutama petani terganggu, tanaman padi dan lahan tambak rusak akibat banjir tersebut. 

Masyarakat Pekon Sukaraja, Kecamatan Semaka Subagio, mengatakan banjir yang sering merendam pekonnya akibat makin dangkalnya Way Sukaraja.

Sehari saja diterpa hujan deras bisa langsung banjir. Harapan warga agar sungai itu dikeruk karena sudah tidak mampu lagi menampung air hujan.

Di sisi lain, Way Sukaraja sangat membantu petani dalam proses pengairan sawah-sawah milik para petani. 

Sementara luas lahan pertanian di kedua pekon tersebut kurang lebih 450 hektare dan merupakan sawah produktif dengan mengandalkan pasokan air dari sungai tersebut. 

Untuk diketahui, sawah milik para petani ini mampu bertahan untuk tetap ditanam meskipun kemarau. 

Hal tersebut dibenarkan Mustaimi, warga Pekon Sukaraja, yang menyatakan banjir akibat luapan Way Sukaraja karena sudah dangkal.

Memasuki musim hujan, kata dia, daerah tersebut rawan banjir karena kiriman air dari pegunungan Sedayu dan Srikaton yang bermuara di wilayah ini, serta ditambah sejumlah sungai kini terjadi pendangkalan.

“Jika sudah dikeruk, mungkin banjir tidak akan datang lagi.” Ia menambahkan banjir yang datang tidak hanya melanda Pekon Sukaraja, tetapi juga pekon di sekitarnya yang berada di Kecamatan Semaka. 

Selain merugikan harta benda, juga menyebabkan kerugian kegiatan pertanian karena harus menambah modal tanam,”Pungksanya. (*)

 

Sumber: