Adapun penyebab perlawanan yang dilakukan oleh Batin Mangunang bersama pasukannya yakni sikap Letnan Belanda yang bernama Gertetner kurang berkenan bagi kepala kampung.
Dalam sejarahnya pada tanggal 6 Januari 1828 Letnan Gertetner mengirim pasukan ke Muton sebanyak 30 orang untuk memberi perlawanan terhadap Batin Mangunang.
Nah pertempuran kedua belah pihak kemudian terjadi. Saat itu pasukan Batin Mangunang menyambut pasukan Belanda dengan tembakan, karena jumlah personil sedikit maka pasukan belanda kesulitan menghadapi Batin Mangunang.
Setelah itu Belanda kemudian mengangkat Francis (tokoh lampung) guna membereskan perlawanan di Teluk Semangka. Akhirnya usaha yang dilakukan Francis berhasil dengan cara membujuk Paksi Binawang.
Namun lagi-lagi Francis masih menemui kesulitan untuk menaklukan Batin Mangunang namun masih gagal, pada akhirnya belanda menarik paksa pasukannya ke wilayah Teluk Betung (Depdikbud 1994:57).
Setelah menemui jalan buntuk tepatnya di bulan Agustus 1831 Belanda kemudian kembali mengirimkan pasukan yang dipimpin Kapten Hoffman dan Letnan dua Kobold.
Dengan kelicikan Kapten Hoffman hendak menangkap kepala paksi, akan tetapi target mereka akan menangkap Batin Mengunang tidak berhasil. Belanda terus mengejar Batin Mangunang.
Berjalannya waktu, sekitar bulan Sepetember 1832 pertahanan Batin Mangunang di Teratas Tombay, sebelah tenggara Gunung Tanggamus diserbu Belanda.