PWI Gelar Seminar Teknologi AI terhadap Perkembangan Profesi Wartawan

PWI Gelar Seminar Teknologi AI terhadap Perkembangan Profesi Wartawan

Kongres PWI XXV di Hotel El Bandung Jawa Barat 24 September membedah mengenai teknologi AI terhadap perkembangan profesi wartawan. Foto Rio Aldipo--

RADARTANGGAMUS.CO.ID--Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence  (AI) menjadi salah satu topik yang dibedah dalam kegiatan Kongres XXV PWI tahun 2023 yang berlangsung di EL Hotel, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin 24 September 2023.

 

Dalam kegiatan seminar yang diikuti oleh seluruh jurnalis se Indonesia itu mengundang dua narasumber yaitu Taufan Eko Nugroho yang merupakan CEO TV One dan Ahli Pers PWI Pusat, Agus Sudibyo.

 

Taufan Eko Nugroho mengatakan, kecerdasan buatan memiliki potensi yang bagus di masa mendatang. Ia juga mengaku,selain membantu mempercepat dalam urusan pekerjaan, AI juga membantu untuk menganalisa dan mempertajam informasi serta bisa menjadi tutor.

 

"Kami sudah mulai mengimplementasikan di dalam organisasi kami. Contoh sederhana, kalau si TV itu bicara rating dan share setiap hari. Sekarang kami memasukan data-data itu ke 'machine learning' kami," ujar Taufan kala menjadi  pembicara di seminar Kongres XXV PWI 2023 dengan tajuk "Teknologi AI terhadap Perkembangan Profesi Wartawan" 

 

BACA JUGA:Diduga Kangkangi Perda Tanggamus, Ini Sanksi Bagi PT Paragon Perdana Mining Jika Tak Salurkan CSR

 

Menariknya saat menjelaskan mengenai AI, Taufan turut memperlihatkan penggunaan teknologi AI dengan membuat avatar atau human digital presenter yang menyerupai dirinya.

 

Menariknya dalam presentasi tersebut, Avatar Taufan menggunakan tiga bahasa, mulai dari bahasa Rusia, China dan India. 

 

"Di masa depan teknologi Ai akan memudahkan semuanya untuk dinikmati miliaran penduduk dunia. Saat ini Indonesia dan India yg paling aktif menyajikan berita dengan Ai. Jadi kita bersama India bersinergi dalam mengembangkan teknologi AI ini," ungkap Taufan.

 

Taufan mengungkapkan, alasan mengapa televisinya menggunakan teknologi AI. Salah satunya karena diawal 2023  melihat salah satu isu besar seolah-olah mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ditangkap oleh kepolisian. 

 

BACA JUGA:Pemkab Tanggamus Buka 54 Formasi Teknis PPPK, Terbanyak Terampil Pranata Komputer

 

"Di situ kami melihat sebagai TV mainstream media di Indonesia di berita kita harus berperan di sini, karena fake news ini banyak sekali. Nantinya kalau kita tidak memberikan edukasi kepada masyarakat, maka masyarakat akan mudah sekali terprovokasi dari melihat berita-berita yang dibuat teknologi AI,"kata dia.

 

" Jadi harus ada media mainstream yang mengkonfirmasi ini fake atau tidak juga memberikan edukasi ke masyarakat bagaimana menghadapi AI dan memanfaatkannya dengan baik dan benar,"imbuh Taufan.

 

Dirinya berharap pemerintah dapat membuat regulasi AI sehingga lebih tertib dalam penggunaannya. "Hanya media mainstream yang memiliki disiplin  verifikasi yang ketat dan di sini peranan tentunya PWI yang memiliki aturan yang jelas dalam memberikan informasi,"pungkas Taufan.

 

Sedangkan Ahli Pers PWI Pusat, Agus Sudibyo mengatakan, kecerdasan buatan tidak hanya membawa kabar gembira tapi juga membawa ancaman. 

 

"Kalau kita lihat dalam konteks industri media, kita memang dalam situasi yang ambigu dalam situasi yang penuh dengan dualisme ini kabar gembira atau kabar yang memprihatinkan,"ungkap Agus.

 

"Disrupsi menjadi norma dan perubahan terjadi secara konstan maka hasilnya adalah efek-efek yang membingungkan atau respon yang membingungkan karena di satu sisi internet, AI itu memberikan keuntungan, memberikan oportunities, memberikan harapan-harapan yang baru,tapi di saat yang sama kita menghadapi tantangan ancaman kerugian dan lain-lain,"tambah Agus. 

 

Sementara ,Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin berharap teknologi kecerdasan buatan bisa disinergikan bersama seluruh media untuk meng-counter berita-berita hoaks yang tidak benar.

 

"Dan kami juga percaya bahwa PWI akan memonitor pemberitaan dengan benar dan dapat dipertanggung jawabkan dan yang terakhir ini yang paling merepotkan itu adalah masih banyak wartawan/media online yang mengejar klik bait,"ujar Bey saat membuka acara Kongres XXV PWI 2023.(*)

Sumber: