Giliran Penggiat Lingkungan Salahkan PT. Natarang Mining

Giliran Penggiat Lingkungan Salahkan PT. Natarang Mining

KOTAAGUNG--Kerusakan alam menjadi salah satu pemicu sering terjadinya banjir di Kecamatan Bandarnegerisemuong khususnya diwilayah yang dilalui aliran sungai Way Semuong. Ari Berlian, pemerhati lingkungan menyebut jika adanya aktivitas tambang terbuka milik PT. Nataran Mining (NM) di kawasan hutan diatas Way Semuong merupakan salah satu penyebab utama terjadinya banjir di beberapa pekon di Kecamatan Bandarnegerisemuong. \"Terjadinya bencana memang benar karena adanya kerusakan alam dan kerusakan alam ini terjadi karena banyak faktor,diantaranya aktivitas tambang,penebangan pohon dan pencemaran lingkungan.Menurut saya apa yang dikatakan Wakil Ketua Komisi II DPRD Tanggamus Kurnain itu memang benar, sebab seperti kita ketahui PT Nataran Mining adalah sebuah perusahan tambang emas yang mengambil isi bumi, apa itu bukan merusak alam,\"kata Ari, Minggu (9/12). Ditambahkan Ari, bahwa dengan adanya beberapa bencana banjir dan longsor di Kabupaten Tanggamus tentunya harus ada jalan keluarnya, maka dari itu perlu adanya evaluasi dari stake holder terkait. \"Disini harus ada jalan keluar dan evaluasi,kita tidak bisa membenarkan atau menyalahkan pendapat masing-masing dan akhirnya masyarakat yang menjadi korban. Menurut saya PT NM harus koreksi apa yang sudah terjadi hari ini,jangan hanya meraup keutungan tapi tidak memperhatikan kelestarian alam, \"ujarnya. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kotaagung Utara, lanjut Ari, harus mengawasi aktivitas tambang yang ada didalam hutan kawasan, sehingga kelestarian alam tetap terjaga. \" Karena masih banyak lagi kawasan hutan yang mulai kritis bukan hanya disebabkan dari dampak pertambangan saja, ini adalah PR besar intansi terkait dan saya tegaskan juga kepada anggota DPRD kabupaten Tanggamus jangan hanya bicara lewat media tapi duduk dan panggil intansi terkait, \"pungkas Ari. Sementara Wakil Ketua Komisi II, Kurnain, mengaku bakal memanggil stake holder terkait dan perusahaan tambang yang beroperasi di Tanggamus, hal ini untuk mencari solusi sehingga bencana alam dapat diminimalisir.\" Dalam waktu dekat kita akan panggil stake holder terkait dan perusahaan tambang, \"kata Kurnain. Sebelumnya PT.Natarang Mining (NM) membantah tudingan dari Wakil Ketua Komisi II DPRD Tanggamus Kurnain, yang menyebut jika adanya tambang terbuka di kawasan hutan diatas sungai Way Semuong menjadi penyebab terjadinya luapan sungai Way Semuong. Menurut Humas PT. Natarang Mining Gufron Umar, pihaknya mengakui jika kerusakan alam memang menjadi penyebab terjadinya banjir. Namun ia membantah, kalau kerusakan alam mutlak ulah dari perusahaan tambang emas tersebut. \"Iya, paling 0,01 persen yang disebabkan oleh tambang terbuka PT. Natarang Mining. Karena PT. Natarang Mining hanya memiliki luas lahan sekitar 40 hektare, sementara di atas sungai Way Semuong ini ada ratusan ribu hektare areal kebun masyarakat,\" kata Gufron kepada Radar Tanggamus, kemarin (4/12). Namun saat ditanya apakah benar perusahaan tambang yang berada di dekat aliran Way Semuong minim kontribusi seperti yang ditudingkan Wakil Ketua Komisi II DPRD Tanggamus Kurnain, Gufron membantahnya. Menurutnya, PT. Natarang Mining sudah berkontribusi untuk masyarakat. Beberapa waktu lalu PT. Natarang Mining juga sudah menyalurkan bantuan CSR berupa alat berat untuk membangun tanggul darurat di sungai Way Semuong. \"Beberapa waktu lalu kami sudah bangun tanggul darurat di sungai Way Semuong, tepatnya di Pekon Banding dan Gunungdoh. Selain itu kami juga melakukan pengerukan irigasi di Pekon Rajabasa yang tertutup material banjir, \" terangnya. Namun saat ditanya persoalan sewa alat berat perusahaan tambang kepada Pemkab Tanggamus, Gufron mengaku tidak mengetahuinya. Namun Menurutnya, kontribusi PT. Natarang Mining sudah sesuai aturan. \"Terkait Pemkab nyewa alat berat saya nggak tau,\" ungkapnya. Sementara, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kantor Pengelolaan Hutan (KPH) Kotaagung Utara, Zulhaidir, mempunyai pendapat lain mengenai aktivitas tambang terbuka dikawasan hutan oleh PT.Natarang Mining. ”Jika melihat dari luasan lahan yang dipakai untuk tambang terbuka saya rasa bukan menjadi penyebab banjir yang terjadi, tapi memang kita akui kondisi kawasan hutan kita memprihatinkan,” ujar Zulhaidir.(ral)

Sumber: