Belum Ziarah, Belum Lega
PRINGSEWU - Umat Muslim di Pringsewu menjelang Ramadhan melakukan tradisi ziarah kubur di kompleks pemakaman untuk mendoakan sanak keluarga mereka yang sudah meninggal. Bagi sebagian orang, hal ini menjadi semacam kewajiban yang bila ditinggalkan serasa ada yang kurang dalam melangkahkan kaki menyongsong puasa Ramadhan. Selain mendoakan keluarga mereka yang telah tiada, tradisi ziarah kubur atau biasa disebut dengan nyekar juga dimanfaatkan untuk merawat dan membersihkan makam. Seorang peziarah Abdul Malik mengatakan, dirinya beserta keluarganya melaksanakan tradisi nyekar menjelang Ramadhan ini rutin setiap tahun. \"Ziarah kubur ini sudah menjadi tradisi kami umat Muslim di Pringsewu menjelang atau menyambut bulan Ramadhan dan juga menyambut perayaan Idul Fitri,\" kata, Abdul Malik, saat ditemui di komplek pemakaman Pringsewu Selatan, Minggu (5/5). Dia menjelaskan tradisi ziarah kubur dilakukan warga selama turun temurun. Dalam ziarah itu, umat Muslim mendoakan sanak keluarga yang telah meninggal. \"Kalau tidak melakukan ziarah kubur menjelang Bulan Ramadhan dan Idul Fitri, rasa masih ada yang kurang, yakni mendoakan sanak keluarga atau orang tua yang telah meninggal,\" katanya. Pantauan dilokasi, nampak ada pedagang es dan syomai, padahal bila hari - hari biasa tidak ada pedagang yang berjualan. Nampak pula tukang parkir yang sedang memarkir puluhan kendaraan roda dua dan roda empat. Dilansir dari berbagai sumber, ritual nyekar merupakan salah satu tradisi yang berkembang di masyarakat Indonesia, khususnya Jawa. Yakni, berziarah ke makam untuk mendoakan arwah orang yang meninggal dan dimakam ditempat itu. Ritual nyekar diisi dengan kegiatan berdoa, membaca ayat-ayat suci Al quran serta Tahlil dengan cara duduk maupun berdiri disekeliling makam. Kegiatan dilanjutkan dengan membersihkan area makam dan disusul dengan tabur bunga serta air diatas makam.(arf)
Sumber: