Pembangunan Jembatan Banjarnegara Gunakan Rangka Baja
KOTAAGUNG - Pemerintah Kabupaten Tanggamus melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tanggamus memastikan bahwa pembangunan jembatan penghubung antara Pekon Banjarnegara Kecamatan Wonosobo dan Pekon Kanoman Kecamatan Semaka mulai dikerjakan awal tahun ini. Menurut Kepala Bidang Bina Marga, Ishak Basuki, rencana pembangunan jembatan permanent memang sudah direncanakan sejak akhir tahun hal ini lantaran kondisi jembatan gantung yang sudah sangat mengkhawatirkan dimana lantai jembatan dari kayu sebagian besar sudah lapuk dimakan usia, belum lagi tali seling yang berkarat. “Kalau untuk perbaikan memang sudah direncanakan itu janji seorang manusia lho, jadi Insya Allah terwujud tahun ini. Karena menggunakan APBD bukan DAK, maka kita ikuti mekanisme yang ada,perkiraan awal April sudah mulai dikerjakan,” kata Ishak mewakili Kepala Dinas PUPR Tanggamus, Riswanda Djunaidi, kemarin (5/2). Kemudian mengenai fisik jembatan, Ishak mengatakan ada dua opsi, yang pertama opsi jembatan permanent beton yang bisa dilintasi truk dan opsi kedua adalah jembatan rangka baja. Dari sisi coast, memang jembatan beton lebih murah, hanya saja terkendala mengenai pemasangan tiang pancang. Hal inilah yang kemudian dipilih opsi jembatan rangka baja. “Kalau berbicara efesiensi, memang harusnya jembatan beton, namun terkendala pemasangan tiang pancang, sebab alat untuk membawa tiang pancang semacam perahu karet besar tidak bisa melintasi sungai karena adanya sedimentasi di Way Semaka. Akhirnya kita pilih opsi kedua yakni jembatan rangka baja tanpa ada tiang ditengah, yang kalau dihitung memang lebih mahal sehingga banyak menyedot dana,” tandas Ishak. Adapun anggaran yang dihabiskan untuk pembangunan jembatan permanen tersebut berkisar Rp 15 Miliar lebih.”Panjangnya sekitar 70 meter, nantinya mobil truk bisa melintas, kata dia. Ia menambahkan selain jembatan Banjarnegoro-Kanoman, ditahun ini, Dinas PUPR akan membangun jembatan di Pekon Sampang Turus, Kecamatan Wonosobo, dengan panjang sekitar 10 meter dan dilakukan secara bertahap. \"Untuk di Sampang Turus, tahap pertama kita bangun abutmentnya terlebih dahulu, sedangkan untuk aksesnya masih gunakan batang kelapa, hal ini dilakukan karena keterbatasan anggaran mengingat di wilayah lainnya juga perlu dilakukan pembangunan, baik itu infrastruktur, jembatan maupun gorong-gorong,\"pungkasnya.(iqb)
Sumber: