Telusuri Sejarah Pringsewu
PRINGSEWU - Tim Penelusuran Sejarah dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pringsewu masih terus menelusuri sejarah berdirinya Kabupaten Pringsewu. Tim Penelusuran sejarah Pemkab Pringsewu yang terdiri dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) dan para Akademisi serta tokoh masyarakat atau adat. Kepala Bappeda Kabupaten Pringsewu Relawan, SE,. MM. mengatakan, bahwa Sejarah Pringsewu layak untuk terus digali, dibedah dan didiskusikan. \"Semua ini untuk menemukan semacam kesepakatan asal usul penyebutan nama Pringsewu, dari mana menghitung kapan Pringsewu itu ada. Karena yang berkaitan dengan data-data historis belum terdokumentasikan dengan baik, \" ungkapnya, Jumat (8/12). Menurut Relawan, Data hari lahir Pringsewu masih lemah karena tidak didukung oleh data otentik dan referensi yang bisa dipertangungjawabkan. \"Dengan begitu, ketika ada pertanyaan kapan atau berapa umur kota Pringsewu tentu tidak mudah memberikan jawaban yang pasti. Penulisan dan pendokumentasian sejarah bukan saja penting sebagai landasan untuk para pemangku kepentingan membangun Kabupaten Pringsewu, tetapi juga menjadi bahan pembelajaran sekaligus bekal menemukan inspirasi bagi generasi penerus,\" Jelas dia. Dijelaskan Relawan, bahwa Panitia dan tim penelusur sejarah Pringsewu sudah dibentuk berdasarkan SK Bupati Pringsewu Nomor B/511/KPTS/B.01/2019. Tim riset terdiri dari Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo, M.Sc, (Akademisi dan Tokoh Masyarakat Pringsewu), Dr. Farida Aryani, MPd (Akademisi dan Cucu Kh. Gholib), Drs. Wanawir (Akademisi dan Panitia P3KP), Yani Halim (Panitia P3KP), Hurairi Nawawi (Panitia P3KP), Oetoyo Ishak, Al-Mutakin (Tokoh Masyarakat/Adat) dan Chaidir Arif (Tokoh Masyarakat/Adat). \"Bahkan pada tahap awal Tim telah melakukan penelusuran dan pencarian data atau informasi diantaranya pencarian data pada Kantor Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) di Jakarta, Museum Transmigrasi. Selain itu juga melakukan Wawancara pada para narasumber-narasumber yang dinilai memiliki informasi terkait sejarah Pringsewu, \" Terang dia. Sementara itu, Pangeran Paksi Kelana keturunan ke 15 dari keluarga Kuda Puhawang ahli waris sejarah dari Pekon Margakaya, Al Mutakin didampingi bersama Raja Utama, Chaidir Arif mengatakan Tim penelusur sejarah Pemkab Pringsewu pertama sebelum nya sudah berkunjung di Rumah Adat, Balai Pekon dan Kemakam Kejudan Sangon Ratu keturunan kedelapan keluarga Kuda Puhawang yang berasal dari Skala Bekhak di muara Way Tebu dan Way bulok pekon Margakaya. \"Kemudian di lanjutkan dengan berkunjung di Makam Tihang Marga keturunan yang ke 13 dari keluarga Kuda Puhawang di komplek Balai Pekon Panjerejo kecamatan Gadingrejo, \" Kata dia. Setelah itu Lanjut Al Mutakin, berkunjung di Batu Marga merupakan persinggahan Kedemang Jaga Wira keturunan ke lima dari keluarga Kuda Puhawang di Karawang Pekon Ambarawa Timur kecamatan Ambarawa berbatas dengan Kabupaten Pesawaran yang dikenal Rawa Kijing. \"Batu Marga terdiri didalam dari Batu Sakti itu adalah sejarah Kedemang Jaga Wira Adu Kesaktian dengan seorang Ratu Majapahit bertahun-tahun lamanya tidak ada yang menang dan kalah dalam hal mempengaruhi penegakan agama Islam,\" kata dia. Kemudian situs batu penobatan dan pengangkatan yang sejarah awalnya itu merupakan tempat dinobatkan dan pengangkatan gelar adok serta sekaligus Batu untuk menimbang hukuman yang salah dan benar. \"Untuk menghukum orang disitu benar atau salah nya. Kalau orang itu salah akan jatuh dari atas Batu. Sebalik apabila orang itu benar pasti selamat tidak akan jatuh, \"Cerita Al Mutakin. Untuk diketahui, Sebelumnya Bupati Pringsewu, Hi. Sujadi juga telah menelusuri sejarah Tiyuh Tuah Margakaya cikal bakal awal berdirinya kabupaten Pringsewu. (Mul)
Sumber: