Dampak Pandemi, Rehab Gedung Sekolah Terkena Efisiensi
KOTAAGUNG—Komisi IV DPRD Tanggamus menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Tanggamus. RDP yang dipimpin langsung Ketua Komisi IV Zulqi Kurniawan itu untuk mengetahui langsung program disdik ditengah Pandemi Virus Covid 19 dimana terjadi pemangkasan anggaran di disdik sehingga terpaksa ada beberapa kegiatan yang diefesiensi bahkan hingga penundaan pelaksanaan. Kepala Disdik Tanggamus Aswien Dasmi mengatakan bahwa ada 17 sekolah di Tanggamus terdiri SD dan SMP yang terkena dampak pengurangan rehab fisik bangunan dalam tahun ini.Hal itu karena dana rehabnya masuk dalam kelompok recofusing anggaran untuk penanganan Covid-19.\"Dana rehab sekolah itu berasal dari APBD, itu yang masuk recofusing anggaran. Sedangkan sekolah yang direhab dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) tidak,\" ujar Dasmi. Ia merinci, dari 17 sekolah tersebut lima sekolah tidak dilaksanakan rehabnya dan 12 sekolah dilaksanakan. Namun volume rehabnya dikurangi. Dana untuk semuanya sekitar Rp 6 miliar. \"Kalau pengurangan misalnya rencana semula dibangun tiga ruang kelas, sekarang dibangun dua ruang saja,\" ujar Dasmi. Selanjutnya untuk kategori rehabnya terdiri rehab sedang dan berat. Untuk rehab ringan seperti perbaikan plafon, pintu. Sedangkan rehab berat seperti pembongkaran atap dan lainnya. Dasmi mengaku, sekolah yang dibatalkan atau dikurangi rehabnya akan diprioritaskan tahun depan yang nanti masuk skala prioritas. Dan pihak sekolah sudah diberitahukan mengenai hal tersebut. \"Kalau untuk dampak ke sekolah pasti ada karena semua menjadi tidak sesuai rencana awal. Namun harapannya dapat dimaklumi dengan kondisi saat ini,\" sebut Dasmi. Sementara Ketua Komisi IV DPRD Tanggamus Zulqi Kurniawan mengatakan bahwa bidang pendidikan termasuk OPD yang terkena recofusing anggaran cukup besar, totalnya mencapai Rp 11,3 miliar untuk 11 item kegiatan. \"Kegiatan yang dihilangkan dan dikurangi dari mulai kegiatan fisik dan non fisik. Sebenarnya bukan cuma bidang pendidikan tapi bidang lainnya juga,\" tutur Zulqi. Ia juga mendukung penggunaan dana BOS untuk kebutuhan belajar dari rumah. Seperti siswa yang ada di daerah jauh dan tidak ada sinyal, atau orang tuanya tidak mampu maka guru mendatangi mereka. “Para guru diberikan ongkos transportasi untuk mendatangi murid secara berkelompok. Hal itu juga sesuai protokol kesehatan karena tidak boleh terlalu banyak berkumpul,” pungkas Politisi PKB itu.(ral)
Sumber: