19 SD di Talang Padang Ikuti Bimtek IKM

19 SD di Talang Padang Ikuti Bimtek IKM

TALANGPADANG - Menjelang Tahun Ajaran Baru 2022/2023, sebanyak 19 Sekolah Dasar (SD) Negeri dan Swasta se-Kecamatan Talangpadang mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga hari yakni sejak 27-29 Juni 2022, di dua tempat berbeda yaitu di SDN 1 Bandingagung diikuti sebanyak 9 SD dan di SDN 4 Talangpadang diikuti sebanyak 10 SD. Untuk kegiatan di SDN 4 Talangpadang dibuka langsung oleh Koordinator Satuan Pelaksana Layanan pendidikan (KSPLP) Kecamatan Talangpadang Dra. Hj. Indrawati, M.Pd., dan dihadiri 10 orang kepala sekolah serta 50 orang Guru SD yang terdiri dari guru kelas 1, guru kelas 4, guru PAI dan guru Penjaskes. Adapun narasumber dalam kegiatan tersebut yakni Daryono, M.Pd dan Syarifuddin, S.Pd., dari unsur Pengawas Sekolah Kabupaten Tanggamus. Dalam sambutannya, KSPLP Talangpadang Hj. Indrawati, M.Pd berharap kepada semua pihak dapat bersinergi untuk mensukseskan IKM di tempat kerjanya. Karena, lanjut dia, tanggung jawab Kurikulum Merdeka tidak hanya tanggung jawab wali kelas tapi tanggung jawab semua guru. \"Indonesia sudah mengalami perubahan kurikulum sebanyak 11 kali dan diharapkan semua sekolah dasar di Kecamatan Talangpadang bisa melaksanakan kurikulum sekolah sesuai dengan perkembangan zaman,\" harapnya. Menurutnya, Kurikulum Merdeka memberikan kemudahan bagi guru dalam merencanakan pembelajaran hingga evaluasi pembelajaran pada siswa. Karena kurikulum ini memberikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan anak didik di sekolah. \"Kemudian untuk guru bisa memberikan kemudahan dan kebebasan dalam menentukan baik perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Sedangkan bagi anak, tahu potensinya. Ketika potensi anak menggambar ya bagaimana guru itu bisa membantu meningkatkan potensinya dalam menggambar, disesuaikan dengan potensi anak,\" terangnya. Ia juga mengucapkan terimakasih kepada narasumber yang sudah hadir dan membagi ilmunya tentang Kurikulum Merdeka. \"Semoga dengan adanya sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka, minimal guru sudah sedikit mengenal apa itu Kurikulum Merdeka, sehingga harapannya bisa untuk persiapan apabila sekolah menggunakan Kurikulum Merdeka di tahun ajaran 2022-2023 nanti,\" ungkapnya. Sementara itu, panitia yang juga Kepala SDN 4 Talangpadang Wira Zaki, S.Pd mengatakan, Kurikulum Merdeka muncul sebagai bentuk jawaban terhadap permasalahan pembelajaran akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan kemajuan belajar yang berkurang secara signifikan (learning loss). Sehingga Learning loss (ketertinggalan pembelajaran) diharapkan mampu diselesaikan dengan penyederhanaan kurikulum melalui Implementasi Kurikulum Merdeka. Ia menjelaskan, ada beberapa perubahan siginifikan dalam Kurikulum Merdeka, antara lain adanya Proyek Profil Pelajar Pancasila dan tidak adanya KKM.  Selain itu, ada juga perubahan pada Kompetensi Dasar yang  berubah menjadi Capaian Pembelajaran (CP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang dulu disebut dengan RPP. \"Dalam kurikulum merdeka, Perangkat Ajar hanya meliputi Silabus dan Modul Ajar,\" kata Wira Zaki. “Pelajaran Prakarya yang sebelumnya dipisah dengan pelajaran seni, menjadi satu sesuai dengan pilihan peserta didik dan sumber daya yang tersedia di sekolah.  Sedangkan keunggulan dari Kurikulum Merdeka diantaranya adalah sederhana dan mendalam, lebih merdeka dan lebih relevan dan interaktif,\" terangnya. Dalam kesempatan tersebut, Daryono, M.Pd selaku salah satu Pemateri menyampaikan, guru diharapkan bisa bekerja dengan ikhlas, tuntas dan cerdas. Menurutnya, Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan anak untuk menunjukkan potensi yang dimilikinya. Pembelajarannya berpusat pada anak didik, bukan pada guru. Kemudian, Guru bisa memilih variasi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan anak atau karakter anak didik. Kurikulum Merdeka tahun pertama diterapkan untuk siswa kelas I dan IV. \"Jadi sebelum pembelajaran ada assessment diagnostik untuk mengetahui belajar siswa. Kemudian assessment formatifnya untuk proses pembelajaran juga dinilai, waktu proses pembelajaran juga dinilai. Jadi pembelajaran yang telah dilakukan oleh siswa ada evaluasi,\" bebernya. Sementara pemateri lainya yakni Syarifuddin, S.Pd menambahkan, ada dua poin dalam pembelajaran kurikulum merdeka. Pertama, pembelajaran paradigma baru dan kedua berdiferensiasi. (rls/uji)

Sumber: