Bertemu Petani Kopi di Tanggamus, Zulhas Janji Fasilitasi Bantuan Modal

Bertemu Petani Kopi di Tanggamus, Zulhas Janji Fasilitasi Bantuan Modal

TALANGPADANG--Menteri Perdagangan (Mendag) RI Zulkifli Hasan melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Tanggamus, Jumat (3/3). Kunjungan Mendag RI tersebut dalam rangka meninjau Kebun Percontohan (Edu Farm) PT. Nestle Indonesia dan berdialog dengan petani kopi yang bermitra dengan PT.Nestle Indonesia.

Zulkifli Hasan dalam sambutannya, mengatakan, bahwa tujuan kedatangannya ke Kabupaten Tanggamus adalah untuk meninjau pembibitan Kopi Lampung sekaligus bertatap muka secara langsung dengan para petani kopi yang ada di wilayah Kabupaten Tanggamus.

\"Tentunya dari kunjungan saya ini bisa mengetahui secara langsung apa saja keluhan yang dirasakan petani kopi dan juga ingin mengetahui sejauh mana petani kopi khususnya yang ada di Kabupaten Tanggamus bekerjasama dengan perusahaan dalam proses dari pembibitan sampai dengan pemasarannya yang saat ini dilakukan oleh PT. Nestle Indonesia,\"katanya.

Dilanjutkan Zulkifli Hasan, bahwa Provinsi Lampung adalah sentra produksi, kopi, lada, cengkeh, dan damar. Untuk itu dirinya berharap kita mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai sentra produksi perkebunan,baik kopi, lada, maupun cengkeh. Terutama Kopi yang banyak diminati di berbagai negara.

\"Seperti kita ketahui bersama bahwa saat ini harga kopi sudah stabil berada dikisaran Rp. 26.000, perlahan mulai ada perbaikan, namun perlu juga ditingkatkan agar nilainya semakin tinggi,\"kata Zulhas sapaan akrab Mendag.

Mantan Ketua MPR RI itu melanjutkan, bahwa petani kopi di Indonesia kerap membandingkan hasil dengan petani yang ada di bagian Amerika Latin, lantaran petani yang ada di Amerika Latin sangat makmur.

\"Petani di Amerika Latin bisa makmur dikarenakan petani bekerjasama dengan pemerintah serta koperasi, jadi mereka memiliki tempat pengeringan, mesin giling serta memiliki tempat penjualan seperti cafe, sehingga memiliki satu kesatuan dan nilai tambahnya sangat bagus,\"ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Zulhas mengungkapkan bahwa yang diharapkan petani kopi saat ini adalah harga yang stabil.\"Untuk masalah kualitas kopi kita tidak diragukan lagi, selanjutnya kedepan akan ada penandatanganan kesepakatan bersama di London untuk standarisasi kesamaan harga kopi internasional,\"ucapnya

Dalam kesempatan itu, Zulhas juga menyinggung mengenai bantuan permodalan bagi petani kopi. Dimana Kementerian Perdagangan RI akan memfasilitasi pinjaman dana melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang saat ini persentase serapannya baru mencapai 30 persen.

\"Pemerintah saat ini sedang mengupayakan hal tersebut pada perbankan agar bisa membantu UMKM dalam mengembangkan usahanya. Ini agar petani kopi dalam meningkatkan perdangan ke mancanegara, kita ketahui bahwa Kopi Robusta banyak diminati di wilayah Amerika dan Kopi Arabika banyak diminati di timur tengah sehingga Kemendag terus mendorong peningkatan ekpor ke berbagai negara tersebut,\"pungkas Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Sementara, Bupati Tanggamus Hj Dewi Handajani saat menyampaikan sambutan mengungkapkan bahwa selama ini mayoritas hasil kopi di Kabupaten Tanggamus dipasarkan dalam bentuk greenbean (biji kering) yang biasanya dijual melalui pedagang pengumpul yang selanjutnya langsung disalurkan kepada gudang maupun ekportir dengan kualitas biji asalan. Selain pedagang pengumpul, sebagian kecil pemasaran kopi Tanggamus sudah ada yang bekerja sama langsung dengan beberapa perusahaan eksportir dan pengolah seperti PT. Nestle Indonesia.

Dilanjutkan bupati,dengan kehadiran PT. Nestle Indonesia di Kabupaten Tanggamus bekerjasama dan ber-investasi,menjadi angin segar dan solusi bagi petani terhadap pengembangan Kopi di Wilayah Tanggamus, sehingga predikat sebagai Bumi Kopi Lampung pun dapat sama-sama dipertahankan demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

\"Namun, masih terdapat kekurangan dan pemasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Tanggamus pada sektor perkebunan khususnya Perkebunan Kopi. Untuk itu dibutuhkan bantuan dan dukungan dari seluruh stakeholder yang ada yaitu dari Pemprov Lampung dan Kementerian Pertanian,\"pungkas Dewi Handajani.(ral)

Sumber: