PALAS, RADARTANGGAMUS.CO.ID – Ratusan hektar tanaman padi di Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Palas terancam kekeringan. Hal ini disebabkan saluran irigasi di wilayah setempat telah mengering selama kemarau.
Sumur bor yang menjadi sumber cadangan air juga tidak bisa dimanfaatkan dengan optimal lantran keterbasan daya listrik di area persawahan Tanjung Jaya.
Sutiman (45) salah satu petani Desa Tanjung Jaya mengatakan, musim kemarau telah menyebabkan pasokan air menurun drastis. Bahkan sejak dua pekan lalu saluran irigasi di wilayah itu telah mengering.
“Kemarau yang berlangsung hampir satu bulan menyebabkan pasokan air menurun drastis. Bahkan sejak dua pekan lalu saluran irigasi sudah kering tidak air lagi,” kata Sutiman kepada kepada Radar Lamsel, Jumat (18/8) kemarin.
BACA JUGA:Nomor Urut Calon Kades Sudah Ditetapkan
Sutiman mengungkapkan, satu-satu yang bisa diandalkan petani memanfaatkan air dari sumur bor. Namun sayang, daya listrik area persawahan Tanjung Jaya belum mampu memenuhi kebutuhan listrik petani.
“Ya kita siram padi pakai sumur bor. Tapi keluhan petani saat ini daya listrik masih kurang, petani enggak bisa menyiram padi setiap saat,” sambungnya.
Hal itu diamini oleh Ketua Gabugan Kelompok Tani Desa Tanjung Jaya, Darsono. Sumur bor yang menjadi sumber air alternatif belum bisa memenuhi kebutuhan air petani selama musim kemarau.
Darsono menjelaskan, akibat keterbasan daya listrik tersebut dalam setiap dua hektar lahan hanya mengandalkan satu unit sumur bor.
“Saat ini tanaman padi sudah masuk usia 46 hari, sudah keluar malay. Sangat membutuhkan air, tapi sekarang ini kendala kita kekurangan daya listrik,” sambungnya.
Darsono juga mengaku, sebelumnya petani pernah mengusulkan penambahan gardu untuk jaringan listrik di area persawahan. Namun usulan itu sampai saat ini belum terealisasi.
“Sudah kita usulkan ke desa agar penambahan gardu ini diajukan ke PLN. Tapi sampai sekarang belum ada kelanjutan, padahal petani sangat membutuhkan listrik untuk menyedot ari dari sumur bor,” pungkasnya. (*)