Kasus DBD Tanggamus Meningkat, Signifikan Dinkes Imbau Warga Gerakan (G1R1J) dan Jumantik

Kasus DBD Tanggamus Meningkat, Signifikan  Dinkes Imbau Warga Gerakan (G1R1J) dan Jumantik

--

RADARTANGGAMUS.CO.ID - Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tanggamus tercatat mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada tahun 2024.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan, tercatat kasus DBD sebanyak 408 kasus yang tersebar di 18 kecamatan, meningkat drastis dibanding tahun 2023 yang tercatat sebanyak 131 kasus. Namun, tidak ada laporan kematian akibat DBD pada tahun 2024.

Data tahun 2023, Jumlah kasus: 131 dengan Meninggal: 1 kasus. Anak-anak: 34 kasus. Dewasa: 97 kasus dan tersebar: 15 kecamatan. Dengan wilayah tertinggi dan Kecamatan Kota Agung sebanyak 28 kasus.

Kemudian, pada tahun 2024 Jumlah kasus 408, dengan Meninggal: 0 kasus. Anak-anak 123 kasus. Dewasa: 285 kasus dan Sebaran 18 kecamatan dengan luas wilayah tertinggi Kecamatan Kota Agung (70 kasus).

Kepala Dinas Kesehatan Tanggamus, Taufik Hidayat, Mengatakan, kasus DBD banyak menyerang orang dewasa karena tingginya aktivitas masyarakat.

"DBD ini disebabkan oleh virus yang sangat dinamis dan mudah menyebar melalui aktivitas pekerjaan," ungkapnya. 

Ia juga mengungkapkan pada Januari 2025 tercatat 1 kasus DBD dari Kecamatan Wonosobo.

Untuk menekan angka penyebaran, kasus DBD ini Dinas Kesehatan Tanggamus telah melaksanakan berbagai upaya, antara lain:

1. Promosi Kesehatan dengan Gerakan 1 Rumah 1 Kelambu (G1R1J): Program ini melibatkan setiap anggota keluarga untuk berperan sebagai juru pemantau jentik nyamuk (jumantik) di rumah masing-masing. Tugas mereka adalah memantau tempat penampungan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

2. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Metode 3M Plus: Menguras tempat penampungan air, Menutup rapat tempat penampungan air, Memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Plus: Mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan obat anti nyamuk, kelambu, dan memasang kabel pada lubang jendela.

3. Fogging Terfokus dan Penyaluran Logistik: Fogging dilakukan di sekitar penderita demam berdarah untuk memutus siklus penularan. Dinas Kesehatan juga menyalurkan logistik seperti abate dan insektisida untuk pengendalian nyamuk.

4. Edukasi dan Promosi Kesehatan di Puskesmas: Seluruh puskesmas diinstruksikan untuk meningkatkan edukasi terkait pencegahan dan penanganan demam berdarah.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Dinas Kesehatan Tanggamus optimis dapat menekan angka penyebaran demam berdarah dan mencegah kematian.

“Kami menghimbau masyarakat untuk aktif dalam program PSN dan menjaga kebersihan lingkungan agar kasus demam berdarah tidak terus meningkat,” imbuh Taufik.

Sumber: