Gas Elpiji 3 Kg Selalu Langka dan Mahal Jelang Idul Fitri, Ini Respon Diskoperindag Tanggamus

Gas Elpiji 3 Kg Selalu Langka dan Mahal Jelang Idul Fitri, Ini Respon Diskoperindag Tanggamus

--

RADARTANGGAMUS.CO.ID--Kelangkaan gas elpiji 3 Kg dan mahalnya harga jual saat menjelang Lebaran Idulfitri seolah menjadi hal yang biasa terjadi.

Imbasnya banyak warga yang kesusahan mendapatkan tabung gas elpiji subsidi tersebut. Bahkan harga jual di tingkat warung tembus Rp30 ribu per tabung.

Selain harga di tingkat warung yang tinggi, ada juga ulah oknum agen dan pangkalan gas yang menjual gas melon di atas harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp20 ribu per tabung, faktanya di tingkat pangkalan dan agen saja tabung gas elpiji dijual kepada masyarakat Rp22 ribu hingga Rp25 ribu.

BACA JUGA:Gas Melon Langka dan Mahal, Satreskrim Polres Tanggamus Sidak ke Agen, Ini Yang Didapati Polisi

BACA JUGA:Reses ke Tanggamus, A.M.Syafii Terima Keluhan Kelangkaan Pupuk subsidi, Gas Elpiji 3 Kg hingga Jalan Rusak

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Tanggamus, Retno Noviana Damayanti mengatakan bahwa langkanya gas elpiji lantaran tingginya kebutuhan masyarakat dan stok yang diberikan Pertamina belum bisa mencukupi tingginya permintaan gas tersebut.

"Permintaan tambahan kuota sudah diajukan oleh Pemkab Tanggamus melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan telah mendapat respons dari Pertamina,” kata Retno Minggu 30 Maret 2025.

Dikatakan Retno, meskipun distribusi Elpiji 3 Kg telah dilakukan ke beberapa kecamatan, namun kuota yang diberikan Pertamina masih belum mencukupi kebutuhan seluruh masyarakat di Kabupaten Tanggamus.

"Alokasi kuota LPG 3 Kg dari Pertamina untuk Kabupaten Tanggamus tahun 2025 hanya sebesar 2%, yaitu 12.790 Metrik Ton. Elpiji ini didistribusikan melalui 9 agen dan 433 pangkalan, dengan pembagian yang dilakukan secara bertahap,"ucapnya.

Selain itu, berdasarkan pemantauan di lapangan, lanjut Retno ditemukan adanya praktik permainan harga di warung-warung yang menjual Elpiji 3 Kg dengan harga jauh di atas HET. Retno juga mengakui adanya penggunaan Elpiji 3 Kg yang tidak tepat sasaran.

“Jika Elpiji 3 Kg digunakan sesuai peruntukannya, yaitu bagi masyarakat miskin, kelangkaan ini seharusnya tidak terjadi. Namun, kenyataannya di lapangan, Elpiji 3 Kg digunakan oleh pihak di luar sasaran serta banyak masyarakat yang memiliki lebih dari satu tabung," papar Retno.

Terkait harga, Kadis Retno menegaskan bahwa agen dan pangkalan yang menjual Elpiji 3 Kg di atas HET, yakni Rp 20.000 per tabung, akan mendapatkan sanksi.

“Pemda Tanggamus akan menegur bahkan menutup pangkalan yang terbukti menjual di atas HET,"pungkasnya.

 

Sumber: