Kelumbayan Jadi Kecamatan Penyuplai Kedelai Tertinggi, Berikut Jumlah Produksinya Per Hektar

Kelumbayan Jadi Kecamatan Penyuplai Kedelai Tertinggi, Berikut Jumlah Produksinya Per Hektar

Mentan Syahrul Yasin Limpo didampingi Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan serta Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dan Bupati Tanggamus menanam kedelai di Pekon Banjarmasin, kecamatan Bulok Kabupaten Tanggamus, Lampung belum lama ini. Foto Hanibal Batman--

BACA JUGA:Fokus Tanaman Kedelai Di Lima Kecamatan

Diposisi terkahir kecamatan yang memiliki tanaman kedelai ialah Ulubelu, kecamatan yang berbatasan langsung dengan Lampung Barat ini, memiliki luas lahan kedelai hanya dua hektare berdasarkan data BPS tahun 2019. Untuk jumlah produksi hanya tiga ton, dengan produktivitas 1,26 per ton setiap hektarnya.

 

Sementara untuk sembilan Kecamatan lainnya, di Kabupaten Tanggamus, provinsi Lampung berdasarkan data dari BPS sumber dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura (DPTPH) tahun 2019, tidak memiliki lahan kedelai, sehingga tidak menunjang produksi kedelai, 

 

Namun jika dilihat dari sektor pertanian, serta letak geografis dan juga potensi. Seharusnya beberapa kecamatan itu memiliki lahan kedelai, namun lantaran karena faktor cuaca, ataupun tata cara pengelolaan serta bibit dan juga harga yang relatif tidak stabil, dimungkinkan para petani enggan untuk menanam kedelai tersebut. 

 

Kecamatan yang tidak memiliki lahan tanaman kedelai tersebut yakni, Kecamatan Semaka, Pematang Sawa, Kotaagung Timur, Kotaagung Barat, Sumberejo, Gisting, Gunung Alip, Pugung serta Kecamatan Limau.

 

Nah itulah beberapa kecamatan di Kabupaten Tanggamus Lampung yang memiliki lahan kedelai. Kedelai sendiri diakui sendiri oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ketika berkunjung ke Pekon Banjarmasin, Kecamatan Bulok, Kabupaten Tanggamus, Lampung, masih ekspor hal itu lantaran kebijakan IMF 

 

"Hari ini secara bersama, dengan ibu bupati, pak gubenur, pak menteri Perdagangan untuk menggairahkan kembali masalah kedelai ini, karena kedelai merupakan kebutuhan kita, kenapa selama ini diambil kedelai dari luar karena lebih murah, rakyat lebih senang tanam jagung daripada kedelai, karena hasilnya panen lebih banyak,"kata Syahrul. (*)

Sumber: