Lewat Primbon, Bangsa Indonesia Sudah Mengenal AI Sejak Dulu
Seminar Informatika untuk Bela Negara - dengan Narasumber PAKAR IT SEVIMA sekaligus Pimpinan Asosiasi Sistem Informatika Indonesia (Assindo) Wahyudi Agustiono PhD, di UPN Veteran Jawa Timur, Jumat (11/08). Foto ist--
RADARTANGGAMUS.CO.ID--Penggunaan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam kehidupan sehari-hari ternyata bukan baru dipergunakan bangsa Indonesia di era modern ini saja, melainkan sudah sejak zaman dulu.
Berdasarkan kultur budaya Masyarakat Jawa misalnya, telah dikenal dengan penggunaan primbon untuk memperhitungkan kegiatannya sehari-hari.
Primbon sendiri masuk ke dalam kategori AI, hanya saja kecerdasan buatan yang kita tahu saat ini sudah menggunakan algoritma komputer dan teknologi. Berbeda dengan penggunaan primbon, yang diperhitungkan secara manual.
BACA JUGA:Nokia Segera Luncurkan Seri Lumia Max 2023 Ponsel Spek Gahar Dengan Fitur Canggih di Kelasnya
Saat ini, Artificial intelligence (AI) berperan sangat dominan dalam dunia teknologi. Hampir semua sendi kehidupan manusia telah mengadopsi AI.
Sebut saja dalam bidang kesehatan, militer dan tentunya pendidikan. Belum lagi ebrbagai aktifitas keseharian, seperti mencari informasi (search Engine), Sistem Navigasi (GPS), konten kreatif baik yang berbentuk teks ataupun video, hingga belanja online saat saat ini sudah melibatkan AI.
Untuk itu, Pakar IT SEVIMA/Sentra Vidia Utama (PT) Wahyudi Agustiono, Ph.D, memandang perlu untuk memanfaatkan AI secara serius untuk mencapai cita-cita Indonesia Maju. Sesuai dengan slogan peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke 78 tahun ini, yaitu Terus Melaju Untuk Indonesia Maju. SEVIMA sendiri merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi pendidikan (EdTech).
BACA JUGA:Cukup KTP, Beli Motor Listrik Disubsidi Pemerintah Rp 7 Juta
"Oleh karenanya, kita sebagai masyarakat Indonesia perlu memandang AI lebih merupakan penunjang dalam kehidupan dan kemajuan bangsa. Data tidak lagi hanya berisi informasi, tetapi juga menjadi pengetahuan yang sangat berharga dalam bentuk kecerdasan buatan, yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan Indonesia," ungkap Wahyudi dalam Rilis Seminar Informatika Bela Negara di UPN Veteran Jawa Timur, Jumat (11/8).
Dalam hal ini dia memberikan tiga tips yang dapat dijadikan pijakan, yaitu Pertama, mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak merasa asing dengan AI, mengingat kecerdasan buatan seperti ini seolah sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak dulu dan merupakan bagian dari kearifan lokal bangsa Indonesia.
Dicontohkannya budaya masyarakat Jawa yang mengenal AI dalam bentuk primbon. Dimana nenek moyang bangsa Indonesia telah memetakan pola hubungan antara waktu dan musim, dengan berbagai kejadian alam dan sosial.
Untuk kemudian pola tersebut dibukukan sekaligus dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan/kegiatan hidup sehari-hari.
Dengan demikian, penggunaan primbon adalah merupakan salah satu contoh penggunaan AI yang sudah dikenal dan bahkan sudah diterapkan oleh bangsa ini sejak dulu.
Perbedaannya dengan AI, hanya karena pengolahan datanya sudah menggunakan algoritma komputer dan teknologi.
Sumber: