Sarat Pesan Moral, Berikut Ini Cerita Rakyat Dari Sumatera Selatan
Si Pahit Lidah merupakan salah satu cerita dari Sumatera Selatan yang sarat akan nilai nilai positif. foto net--
Tidak hanya orang saja, pemukiman juga konon kabarnya tak lepas dari kutukan sakti tersebut.
Kampung itu, dikutuk lantaran para penghuninya satupun tidak ada yang menjawab kendati Si Pahit Lidah berteriak dengan suara keras.
Lalu keluarlah ucapan Si Pahit Lidah, 'Kampung Subur nan Indah, tetapi sepi seperti dalam goa batu' sumpahnya.
Diiringi langit gelap dan suasana mencekam, seketika kampung itu berubah wujud menjadi goa batu.
Saat ini goa tersebut masih ada dan dikenal sebagai goa putri.
Letaknya, di Desa Pandang Bindu, Kecamatan Semindang Aji, Kabupaten OKU Baturaja.
Salah satu, cerita Si Pahit Lidah melawan Mata Empat adalah cerita paling menarik bahkan duel dua jawara itu bahkan di buat film.
Film yang dibintangi oleh Aktor Advent Bangun (Si Mata Empat) dan Mata Empat (Pitrajaya Burnama) mengisahkan adu tantang kesaktian.
Yang mana pada akhirnya kedua jawara itu semuanya tewas mengenaskan. Si Pahit Lidah tewas lantaran terkena bambu runcing yang ditempatkan disela buah aren, yang dijatuhkan oleh Si Mata Empat.
Nasib yang sama juga dialami Si Mata Empat. Lantaran penasaran dengan kesaktian si Pahit Lidah.
Ia kemudian mengecap Lidah sakti itu, dan ternyata mengandung racun. Si Mata Empat juga tewas menyusul Si Pahit Lidah.
Kesimpukan dari cerita rakyat ini ialah, jangan pernah menganggap diri paling hebat, tidak memiliki sifat iri, dengki dan licik karena justru akan membinaskan diri sendiri.
2. Antu Banyu (Hantu Air)
Cerita rakyat selanjutnya dari Sumatera Selatan ialah, Antu Banyu, berbagai versi dalam cerita ini baik menyerupai monyet besar, serta perempuan berambut panjang yang hidup di dalam air.
Dalam kisa legendanya, Antu Banyu akan mencari mangsa anak anak yang sering mandi di dalam sungai dalam waktu lama.
Sumber: