Sejarah Pringsewu Berasal dari Pekon Margakaya, Ini Alasannya

Sejarah Pringsewu Berasal dari Pekon Margakaya, Ini Alasannya

Sejarah Pringsewu tak terlepas dari Pekon Margakaya, Ini Alasannya. Foto radartanggamus.disway.id--

Lantaran banyaknya pohon bambu di area pemukiman baru, kemudian oleh masyarakat diberi nama Pringsewu.

Mengambil kalimat dari bahasa Suku Jawa yakni Bambu Seribu 

11 tahun kemudian berdirilah pemerintahan yang dipimpin kewedanan tataan.

Ibrahim menjadi Wedana pertana ditahun 1943, 

Dengan wedana pertama ialah Bapak Ibrahim hingga 1943, Wedana Ramelan pada tahun 1943.

Pemerintahan Wedana berlangsung kurang lebih dari 20 tahun yakni dari tahun 1943-1964. Nama Wedana terakhir R. Arifin Kartaprawira.

Seiring berjalannya waktu, sistem pemerintah terus mengalami perubahan.

Di tahun 1964, pemerintahan Kecamatan Pringsewu yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Selatan. Hal itu sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1964,

Pringsewu bersama dengan kecamatan lain. Yang menjadi bagian wilayah administrasi Lampung Selatan wilayah Kotaagung.

Lalu masuk menjadi wilayah dati II Tanggamus berdasarkan UU no 2 tahun 1997.

Kemudian, kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan UU No.48/2008 tentang Pembentukan Kabupaten Pringsewu di Provinsi Lampung.

Pringsewu, terdiri dari 126 pekon (desa) dan 5 kelurahan, tersebar di 9 kecamatan.

Yakni kecamatan Pringsewu, Pagelaran, Pardasuka, Gadingrejo, Sukoharjo, Ambarawa, Adiluwih, Kecamatan Banyumas dan Pagelaran Utara. 

Kabupaten Pringsewu didiami dan didominasi oleh suku Jawa dan Suku Lampung baik Pepadun maupun Sai Batin.

Kendati termasuk wilayah terkecil, Pringsewu saat ini merupakan kabupaten terkecil, sekaligus terpadat di Provinsi Lampung. (*) 

Sumber: