Gibran : Kasihan Rakyat Kalau Ada Dinasti Politik, Ini Kata Pengamat Hukum Budi Candra
Pengamat Hukum Budi Candra--
RADARTANGGAMUS.CO.ID - Sikap Gibran Rakabuming Raka yang menerima pinangan sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto, sontak membuat publik heran.
Gibran menjabat dua tahun sebagai walikota Solo, belum matang dalam politik adalah sebagai pertumbuhan politik yang tidak normal sebagai anak muda.
Hal itu disampaikan pengamat hukum Budi Candra di sela-sela kesibukannya sehari-hari berprofesi sebagai seorang Advokat, Jumat, 27 Oktober 2023.
"Pertumbuhan politik mas Gibran tidak normal karena sebagai anak muda, Gibran seharusnya menjalani proses pertumbuhan karir politik dengan proses yang normal baik," ujar Budi.
Budi menambahkan karena pertumbuhan politik Gibran tidak normal, maka berdampak pada banyaknya sentimen negatif masyarakat baik kepada Gibran, Jokowi dan pamannya Gibran Ketua MK Anwas Usman.
"MK kebanjiran pengaduan terkait kode etik, demonstrasi mahasiswa, disharmony Bu Mega dan simpatisannya dengan Jokowi dan banyak lagi tudingan negatif lainnya," pungkas Budi.
Budi mengatakan keadaan pertumbuhan politik Gibran yang tidak normal tersebut, dapat berdampak pada respect pendukung Megawati maupun pendukung Jokowi yang sudah mulai berkurang kepada Jokowi, dan begitu juga bagi masyarakat yang diam (silent majority).
"Para pendukung Jokowi mulai terbelah dan begitu juga silent majority, lama-lama mereka akan kecewa dengan Jokowi yang dipandang memberikan lampu hijau kepada putra sulungnya, maju mendampingi Prabowo Subianto sebagai cawapres," ungkap Budi.
Budi menilai sikap Gibran dan Joko Widodo serta Ketua MK yang telah berorkestrasi yang berujung Gibran menjadi cawapres Prabowo Subianto, dapat berdampak terhadap pengkerdilan nilai-nilai etika yang tumbuh di masyarakat kita.
Bahkan Gibran pernah menyampaikan ke publik sebagaimana dilansir media Kumparan.com, 11 Maret 2018 lalu terkait keengganan Gibran terhadap dunia politik.
Gibran menyampaikan tidak mungkin ayahnya membentuk dinasti politik karena Jokowi tidak memiliki partai. “Dinasti apa? Bapak saja enggak punya partai, kok pengen (bikin) dinasti,” ujar Gibran usai 'Fun Opening Sang Pisang X Markobar' di Jalan Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu, 11 Maret 2018.
Bahkan Gibran, jika anggota keluarganya terlibat politik, maka akan membuat rakyat susah.
Ia juga mengaku tidak tertarik dengan bidang politik karena tidak termasuk dalam kemampuannya.
Enggak ada dinasti bahkan Gibran memastikan tidak akan ikut berkampanye mendukung Jokowi di Pilpres 2019.
Sumber: