Upaya Halau Gajah Terkendala Anggaran
KOTAAGUNG - Upaya menghalau gajah untuk kembali ke habitatnya di Taman Nasional Bukit Barisan (TNBBS) saat ini terkendala anggaran, sebab untuk menghalau gajah dengan melibatkan satuan tugas (Satgas) membutuhkan pendanaan operasional yang tentunya jumlahnya tidak sedikit. Asisten Bidang Ekobang FB. Karjiyono mengakui jika Satgas yang sudah dibentuk baik itu melalui surat keputusan Gubernur ataupun yang dibentuk oleh Camat Semaka, sejatinya sudah siap untuk menghalau gajah dan melakukan penjagaan. \"Kawan-kawan satgas sudah siap untuk penjagaan dan penghalauan. Namun karena keterbatasan anggaran jadi terkendala, \" ujar Karjiono tanpa merinci besaran dana yang dibutuhkan. Dilanjutkan Karjiyono, bahwa pihak terkait seperti TNBBS, BKSDA, Pemprov sejatinya sudah menyiapkan anggaran ditahun 2018 ini. \"Semua punya komitmen dalam rangka pengajuan anggaran tahun 2018, namun belum tahu apakah terealisasi atau tidak, anggaran disetiap instansi memang ada, tapi tidak bisa mengandalkan hanya dari satu instansi saja, sebab tidak cukup untuk itulah adanya urunan antara instansi, \"kata Karjiyono. Mantan Kepala Dishutbun Kabupaten Tanggamus ini juga mengatakan bahwa pemkab Tanggamus tidak menyumbang dana melalui APBD untuk membantu operasional satgas hal ini karena kewenangan pemkab terhadap hutan Lindung sudah tidak ada lagi. \"Kalau dari APBD kita hanya terkait masyarakatnya misalnya pembinaan dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak merusak hutan ataupun membuka lahan di hutan Lindung yang menjadi tempat habitat gajah, \"ujar Karjiyono. Diakui Karjiyono bahwa kawanan gajah liar sebanyak 12 ekor memang kerap turun keperkebunan warga, hanya saja situasinya masih terkendali dalam artian kawanan gajah tidak mengamuk, merusak rumah maupun menyerang warga. \"Kawanan gajah hanya merusak tanaman sebab untuk makanan mereka seperti pepaya dan pisang. Warga juga diminta untuk tidak terlalu panik apalagi mencoba menghalau sendiri sebab terlalu beresiko, \"ujarnya. Untuk program jangka pendek, lanjutnya, pihaknya sudah meminta agar perambah untuk sementara turun dulu, hal ini untuk memudahkan proses penggiringan gajah kembali kehabitatnya.\" Kita sudah menggelar pertemuan dengan lima orang perambah yang mana meminta agar turun dulu dan lima perambah ini menyanggupi untuk turun dulu, harapan kami mereka menyampaikan keperambah lain, \" terang Karjiyono. Satgas yang dibentuk lanjut Karjiyono sudah diberi pelatihan untuk menghalau gajah kendati tidak sama persis seperti manhout (pawang) di Waykambas. \"Anggota satgas setidaknya memiliki dasar dalam menghadapi gajah, dan nantinya satgas juga dibantu Manhout yang ada di pemerihan, \" kata Karjiyono.(ral)
Sumber: