Produksi Turun, Harga GKG Tembus Rp8.000 per Kg

Produksi Turun, Harga GKG Tembus Rp8.000 per Kg

Ist. Radar Lamsel - Petani di Sidomulyo tengah menunggu gabah yang dijemur kering sebelum dijual, Kamis (28/9/2023).--

KALIANDA, RADARTANGGAMUS.CO.ID - Turunnya produksi pertanian akibat musim kemarau panjang ternyata berdampak terhadap kenaikan harga gabah kering giling (GKG). Pada kondisi ini, harga GKG bisa mencapai Rp8.000 per kilogramnya dari harga normal yang biasanya kurang dari Rp5.000 per kilogramnya.

Seperti diketahui bersama, kenaikan harga gabah itu merupakan dampak dari musim kemarau selama tiga bulan terakhir. Pasalnya, kesulitan petani mendapatkan pasokan air membuat sejumlah lahan sawah mengalami kekeringan dan memicu gagal panen.

Namun saat ini, para petani diuntungkan karena harga gabah yang melonjak naik. Karena, sebelumnya dalam 1 kuintal gabah hanya dihargai kurang dari Rp500 ribu dan sekarang bisa mencapai Rp800 ribu per kuintal.

“Ini bisa disebut suka duka nya petani. Karena harga gabah naik tinggi. Tapi produksi kami juga mengalami penurunan tidak seperti saat kondisi normal,” ujar Pendi (40), seorang petani asal Kecamatan Sidomulyo saat berbincang dengan Radar Lamsel di Kalianda, Kamis (28/9/2023).

BACA JUGA:Kontingen SMA Negeri 2 Kalianda Bersinar di Unila

Dia mengakui, kenaikan harga GKG itu sangat membantu kondisi hasil panen yang tidak maksimal. Karena, saat kondisi sekarang penyusutan hasil produksi bisa mencapai 70 persen dari biasanya.

“Kalau punya saya penurunan produkainya tidak seberapa, karena saya rutin mengairi sawah dari rumah. Tetapi, punya tetangga saya banyak yang turun drastis. Dari sawah seperempat hektar biasanya dapat 34 karung gabah sekarang ini paling hanya dapat 14 sampai 14 karung,” pungkasnya. (*) 

Sumber: