Diduga Belum Salurkan CSR Perusahaan, Warga Cukuh Balak: Jadi Apa Manfaat Adanya Tambang Ini untuk Masyarakat?

Diduga Belum Salurkan CSR Perusahaan, Warga Cukuh Balak: Jadi Apa Manfaat Adanya Tambang Ini untuk Masyarakat?

Perusahaan tambang zeolit yang dikelola PT Paragon Perdana Mining di Pekon Tengor Kecamatan Cukuh Balak diduga belum menyalurkan CSR atau tanggung jawab sosial ke masyarakat. Foto Ilustrasi/Pixabay--

RADARTANGGAMUS.CO.ID - PT Paragon Perdana Mining diduga belum salurkan Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial kepada masyarakat atau lingkungan disekitar tambang zeolit yang dikelola oleh perusahaan tersebut.

Padahal tambang zeolit yang berlokasi di Pekon Tengor, Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus yang dikelola PT Paragon Perdana Mining itu sudah beroperasi cukup lama yakni sejak 2019 lalu.

Namun sayangnya hingga kini diduga belum ada CSR yang disalurkan oleh perusahaan tambang tersebut.

"Sampai sekarang belum ada CSR dari perusahaan tambang yang diterima oleh masyarakat Cukuh Balak," kata warga sekitar yang enggan namanya dipublikasikan.

Seharusnya, lanjut dia, pihak perusahaan harus ada program CSR yakni sebagai bentuk tanggung jawab sosial kepada masyarakat atau lingkungan di sekitar perusahaan. 

"Seharusnya setiap perusahaan itu ada CSR-nya, CSR itu bisa disalurkan ke masyarakat, sekolah, ataupun lainya," ungkapnya.

Menurutnya, sebuah perusahaan yang mengabaikan tanggung jawab sosial berarti tidak mentaati peraturan pemerintah. 

"Seharusnya pemerintah juga tegas terhadap perusahaan-perusahaan yang tidak mentaati peraturan pemerintah, apalagi ini soal tanggung jawab sosial ke masyarakat," tegasnya.

Tidak hanya itu, ia juga mempertanyakan manfaat dari keberadaan tambang tersebut bagi masyarakat. 

"CSR saja tidak ada, lalu apa manfaatnya tambang ini ke masyarakat," pungkasnya.

Sementara itu, Humas PT Paragon Perdana Mining Sugiharto menyampaikan bahwa tambang zeolit yang ada di Cukuh Balak baru  beroperasi dan hasil tambangnya belum laku terjual.

"Baru beroperasi sejak 2019 lalu, tapi prosesnya masih lambat, baru dapat sekitar 1 Kilogram, tapi belum laku terjual," kata Sugiharto.(*)

Sumber: