8 Kue Khas Lampung Pesisir, Tanggamus. Kue Ini Dianggap Sakral

8 Kue Khas Lampung Pesisir, Tanggamus. Kue Ini Dianggap Sakral

Ada 8 kue yang dianggap saklar oleh adat lampung pesisir. Foto net--

Kue wajik jika dilihat sekilas memang mirip seperti potongan kue juadah, namun yang membedakan pada proses pembuatan dan bahan-bahannya. Wajik  biasanya menggunakan bahan dasar ketan. Rasanya kue ini sangat manis dan banyak orang yang suka.

Kue wajik juga masuk dalam katagori kue tua khas adat lampung. Kue ini mudah di dapat, terutama ketika pada acara hadat atau hajatan orang lampung.

4. LEPOT 

Lepot adalah kue yang sudah terbilang umum, karena kue yang menggunakan bahan dasar ketan dan berbentuk panjang ini menjadikan kue tua khas lampung. Selain itu kue ini sudah banyak dijual di pasaran

5. TAPAI 

Tapai atau tapek kue berikutnya yang menjadi kue khas lampung, kue yang terbuat dari ketan yang dicampur ragi ini paling enak disantap dengan kue Lepot. Sama halnya dengan kue yang lainnya, kue tapai juga masuk dalam katagori kue tua lampung.

6. PERANGGI 

Selanjutnya kue peranggi, kue yang menjadi khas suku lampung dan dijadikan kue tua lampung itu rasanya manis, empuk dan berbentuk bulat. Biasanya kue ini ada ketika sedang acara-acara besar, seperti hajatan orang lampung.

Namun jangan khawatir saat ini kue peranggi sudah banyak ditemukan di pasaran, jadi jika anda penasaran dengan rasanya silahkan beli atau pesan di pasar, karena sudah umum di jual.

7. KEKHAKHAS 

Kekhakhas merupakan kue khas tradisional Lampung yang hanya ada saat upacara adat. Kue tradisional yang berbentuk segitiga atau kipas ini kurang dikenal di kalangan masyarakat Lampung sendiri.

Kue kekhakhas ini termasuk menjadi kue wajib yang dihidangkan saat acara adat. Rasa kue kekhakhas ini gurih dan sedikit manis.

8. JIPANG 

Jipang adalah jajanan khas nusantara yang masuk ke dalam katagori jajanan khas Lampung. Kue ini mempunyai rasa manis dan renyah ketika dimakan. Jipang juga termasuk kue adat yang ada saat prosesi adat termasuk saat pernikahan.

Bahan dasar yang digunakan yakni warna ketan asli, tapi bisa juga menggunakan warna lain sebagai variasi. Kue jipang ini disajikan dalam talam dan dimakan bersama kue sakral lainnya. (*)

Sumber: